Senin, 25 Desember 2017

penelitian tindakan kelas PAUD (materi profesional)



LAPORAN PEMBEKALAN MATERI PESERTA PLPG TAHUN 2017
NAMA                                    :
NUPTK                                   :
Nomor Peserta PLPG             :
Bidang Studi Sertifikasi         : Guru Kelas TK
Sekolah Asal                           : TK 
IV.   LAPORAN PEMBEKALAN MATERI PERIODE EMPAT
SUMBER BELAJAR MATERI PROFESIONAL
A.     RINGKASAN MATERI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus.
PTK memiliki karakteristik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian lainnya. Diantaranya :
1.      PTK adalah suatu penelitian tentang situasi kelas yang dilakukan secara sistematik, dengan mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu.
2.      Kegiatan tersebut didorong oleh permasalahan dalam kelas yang dihayati oleh guru dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai orang yang berupaya membelajarkan siswa.
3.      Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelas dan/atau meningkatkan kualitas situasi kelas tersebut, termasuk praktek-praktek yang ada di dalamnya.
4.      Upaya pemecahan masalah dan/atau peningkatan kualitas tersebut dapat dilakukan oleh satu orang, yaitu guru kelas itu sendiri. Namun, upaya tersebut akan lebih berhasil guna apabila dilakukan secara kolaboratif oleh suatu tim yang anggota-anggotanya terdiri atas orang-orang dari dalam sekolah itu, atau secara bersama-sama antara orang-orang dari sekolah tersebut dengan pihak luar.
5.      Ukuran keberhasilan PTK didasarkan pada kemanfaatannya memecahkan masalah yang timbul di dalam kelas dan/atau meningkatkan kualitas sistem dalam kelas itu serta praktek-praktek yang ada didalamnya.
6.      Kredibilitas ‘teori’ atau ‘hipotesis’ ditentukan oleh kemanfaatannya dalam memecahkan persoalan praktis. Oleh karena itu validitasnya diuji melalui praktek di lapangan, tidak melalui uji kebenaran ilmiah.
Berikut tabel perbedaan PTK dengan penelitian lainnya :
NO
ASPEK
PTK
Penelitian non PTK
1
Peneliti
Guru
Orang luar
2
Rencana penelitian dan proses pengumpulan data
Oleh guru (mungkin dibantu orang luar)
Oleh peneliti
3
Munculnya masalah
Dirasakan oleh guru (mungkin dengan dorongan orang luar)
Dirasakan oleh orang luar
4
Ciri utama
Ada tindakan untuk perbaikan yang berulang (siklus)
Belum tentu ada
5
Peran guru
Sebagai guru dan peneliti
Sebagai guru (objek penelitian)
6
Hasil penelitian
Langsung dimanfaatkan oleh guru dan dirasakan oleh kelas
Menjadi milik peneliti belum tentu dimanfaatkan oleh guru

Dilaksanakannya PTK bertujuan sebagai : 1) Pemecah permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik dikalangan para guru. 2) Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat. 3) Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran 4) Sebagai alat training in-service,yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analisisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya. 5) Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap system pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan. 6) Peningkatan hasil mutu pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ada beberapa prinsip yang mendasari penelitian tindakan kelas yaitu :a) Tugas utama guru adalah mengajar, dan apapun model PTK yang diterapkannya sebaiknya tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar. b) Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru, sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. c) Metodologi yang digunakan harus cukup reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasikan serta merumuskan hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat ditetapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang digunakannya. d) Masalah penilitian yang diambil oleh guru hendaknya masalah yang cukup merisaukannya dan bertolak dari tanggungjawab profesionalnya, guru sendiri mmemiliki komitmen terhadap pemecahannya. e) Dalam penyelenggaraan PTK, guru haruslah bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. f) Meskipun kelas merupakan cakupan tanggungjawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan Classroom Exceeding Perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam perspektif sekolah secara keseluruhan (skala makro).
Langkah-langkah penelitian kelas
1.      Plan/perencanaan. Dengan perencanaan yang baik, guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan berdiskusi dengan sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa dan persepsi dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan pada tahap perencanaan meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah serta tujuan, dan formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.
2.      Action/tindakan. Jika semua perencanaan tindakan telah disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan pelaksanakan tindakan dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan tindakan  ini juga diikuti dengan kegiatan observasi.
3.      Observation/pengamatan. Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.
Observasi dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup. Pada observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya menyiapkan kertas kosong untuk merekam kegiatan pembelajaran yang diamati. Pada observasi tertutup, pengamat telah menyiapkan dan menggunakan lembar observasi untuk merekam aktivitas pembelajaran yang diamati.
4.      Reflection/ refleksi. Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sistesis, penafsiran (penginterprestasian), menjelaskan serta menyimpulkan dan tindak lanjut. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dalam menyusun proposal adalah:
Pertama adalah menyusun judul, kalimat judul harus mengandung setidaknya 3 aspek, yakni masalah yang dipecahkan, cara mengatasi atau rencana tindakan, dan sasaran atau subyek penelitian.
Kedua menyusun latar belakang, latar belakang umumnya berisikan uraian, antara lain tentang:
-          Kondisi ideal dan kondisi riil pendidikan atau pembelajaran yang saat ini berkembang di sekolah.
-          Permasalahan-permasalahan pembelajaran yang muncul atau ditemukan, beserta uraian tentang kemungkinan-kemungkinan penyebabnya.
-          Dampaknya jika masalah pembelajaran tersebut tidak segera diatasi.
Ketiga menyusun rumusan masalah, rumusan masalah ditulis berdasarkan rumusan kalimat masalah yang telah dibuat.
Keempat menyusun tujuan penelitian, tujuan penelitian disesuaikan dengan rumusan masalahnya.
Kelima menyusun manfaat PTK, manfaat PTK dapat dikaitkan dengan manfaat bagi anak, bagi guru sendiri dan guru-guru yang lain, dan bagi peningkatan kualitas pembelajaran dan pendidikan secara umum.
Keenam menyusun kajian pustaka, Untuk menulis atau menyusun kajian pustaka guru perlu membaca beberapa buku sumber atau artikel yang terkait dengan topik dan permasalahan PTK. Kajian pustka sebaiknya dari sumber yang terkini kira-kira 10 tahun terakhir.
Ketujuh menyusun metode penelitian, metode penelitian berisi deskripsi tentang :
-          Subyek Penelitian
-          Lokasi Penlitian dan Jadwal Pelaksanaan
-          Data dan Sumber Data
-          Instrumen Penelitian
-          Teknik Analisis Data
-          Tahap-tahap Penelitian (Siklus I, Siklus II (dilakukan sesuai hasil refleksi Siklus I))
-          Perkiraan Biaya Penelitian (jika digunakan untuk mengusulkan dana ke sponsor)
-          Personalia Penelitian
Kedepalan jadwal penelitian, jadwal penelitiannya disusun dalam bentuk diagram
Kesembilan daftar rujukan/pustaka, penulisan daftar pustaka sesuai ketentuan. Kesepuluh lampiran-lampiran terdiri atas instrumen penelitian, data penting dan daftar riwayat hidup.
Praktik pelaporan atau peyusunan laporan PTK perlu mengikuti sistematika laporan pada umumnya yang dalam garis besarnya dapat di bagi kedalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian penutup.
1.      Bagian Awal laporan PTK berisi tentang halaman sampul, halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar table.
- Halaman Judul. Singkat padat (maksimal 22 kata); spesifik; dan cukup jelas; dan cukup jelas menggambarkan masalah yang akan di teliti, tindakan untuk mengatasinya, hasil yang di harapkan dan tempat penelitian.
- Halaman Pengesahan. ditanda tangani oleh ketua peneliti, kepala sekolah, dan pembimbing atau pendamping (jika ada), sebagai keterangan bahwa laporan PTK yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan.
- Abstrak. merupakan kepadatan (sari) dari hasil penelitian yang memuat latar belakang, tujuan penelitian, metode, hasil penelitian, dan kesimpulan yang ditik satu spasi, dan di rumuskan dalam satu paragraf dengan jumlah kata kurang lebih 200 kata atau sebanyak satu halaman.
- Kata Pengantar. Menjelaskan asal-usul mengapa masalah PTK ini di angkat sebagai topik penelitian, faktor-faktor lingkungan yang memberi arti pentingnya penelitian, kedudukan PTK dalam pemecahan masalah pembelajaran, serta secerah harapan kepada pihak-pihak yang membaca laporan penelitian.
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Tabel
2.      Bagian Isi. memuat lima bab penting, yakni pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang. Uraian secara lugas masalah yang ingin ditanggulangi, penyebab timbulnya masalah tersebut, dan tingkat masalah yang ingin ditanggulangi oleh peneliti. Dalam latar belakang ini juga perlu di kemukakan bahwa masalah yang di teliti benar-benar nyata dan berada dalam kewenangan guru, serta ditunjang oleh teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu.
- Identifikasi dan pembatasan masalah, identifikasi masalah adalah pengenalan masalah atau inventarisir masalah. Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan(observasi, survey, dsb). Dari berbagai masalah selanjutnya diadakan pembatasan masalah, mana saja yang menjadi perhatian dalam PTK.
- Tujuan Penelitian. yang akan dicapai (umum dan khusus) dirumuskan dengan jelas sesuai masalah yang dikemukakan sehingga menunjukkan tingkat efektifitas (atau in-efektifitas) dari suatu perlakuan tertentu sehingga menjadi input atau informasi yang berharga untuk memperbaiki aturan atau praktik pembelajaran.
- Manfaat Penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas, Guru atau peneliti secara tidak langsung akan mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran yang serasi dengan teori yang mendasari tindakan. Rumuskan manfaat perangkat-perangkat pembelajaran tersebut kaitannya dengan upaya melakukan perbaikan pembelajaran. Di samping itu, Guru atau peneliti akan berhasil mengeksplorasi atau mengungkap temuan data atau fakta empiris. Lakukan prediksi terhadap data atau fakta empiris tersebut dan rumuskan manfaatnya. Semua manfaat yang dirumuskan tersebut dispesifikasi untuk anak, guru, peneliti, sekolah, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
- Pertanyaan Penelitian. Berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai dan sejalan dengan tujuan penelitian yang di cari jawabannya dalam penelitian
- Hipotesis Tindakan. Berisi jawaban sementara dari masalah yang dihadapi, sebagai alternative tidakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dipilih melalui PTK.
- Sistematika Penulisan. Berisi tentang penjelasan sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas, terutama yang berkaitan dengan isi bab I. pendahuluan sampai bab V. simpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA.
Membahas kajian teoritis dan empiris yang dilaporkan dalam jurnal, majalah, situs internet, buku teks atau laporan penelitian tedahulu, sejalan dengan rumusan dan hipotesis tindakan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menguraikan langkah-langkah penelitian yang akan di lakukan secara rinci, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi refleksi yang bersifat siklus.
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
Mengolah data lapangan sesuai dengan yang dituntut oleh penelitian, sehingga terbuka kesempatan untuk menarik pengertian dan penafsiran secara tepat dan signifikan. Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk siklus yang di laksanakan dalm PTK dan setiap siklus dilaporkan secara lengkap, mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan.
BAB V SIMPULAN dan SARAN
Merumuskan secara ringkas jawaban atas masalah dan hipotesis yang di teliti, serta tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah sesuai dengan siklus yang dikembangkan.
3.      Bagian penutup laporan PTK berisi tentang daftar rujukan dan lampiran-lampiran.
- Daftar Pustaka yang dicantuman hanya buku teks, jurnal, majalah, atau artikel yang benar-benar di jadikan rujukan, dan disusun secara alfabetis.
Semua pustaka yang dirujuk guna mendukung penelitian yang dilaksanakan harus dituliskan pada bagian ini. Daftar pustaka ditulis secara konsisten mengikuti urutan abjad dan mengikuti aturan tertentu, misalnya American Psychology Association (APA).
Ø Untuk buku teks : Nama penulis (dibalik), judul buku (tulis miring), kota penerbit : Nama Penerbit.
Ø Jika sumber bacaan (buku atau lainnya) tidak ada nama penulis, maka nama penulis diganti dengan “Anonim”.
Ø Untuk jurnal / majalah : nama Penulis, Tahun, Judul Tulisan, Nama jurnal / majalah (huruf miring), No., Volume.
Ø Hasil Penilitian / Laporan Penelitian : Nama Peneliti, Tahun, Judul penelitian, jenis penelitian, Sponsor/Sumber. Dana, Kota.
-  Lampiran
Melampirkan biodata penulis dan data penunjang hasil penelitian.
B.     MATERI YANG SULIT DIPAHAMI
Materi yang sulit dipahami menurut saya terletak pada materi menganalisis data dalam langkah-langkah PTK.
Materi menganalisis data tersebut kurang dijelaskan bagaimana cara menganalisis data kualitatif maupun kuantitatif secara lebih detail. Menganalisis data merupakan upaya mengolah data menjadi sebuah informasi, sehingga sangat bermanfaat untuk menjawab masalah yang berkaitan dengan penelitian. Adapun tujuan dari analisis data ialah untuk mendeskripsikan data sehingga bisa di pahami, dan untuk membuat kesimpulan atau menarik kesimpulan. Analisis data terhadap data yang berhasil dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian tindakan dapat dilakukan sepanjang proses penelitian, tetapi perlu dihindari analisis data yang terlalu dini. Hal ini dilakukan untuk menghindari penarikan kesimpulan yang dilakukan secara tergesa-gesa.
Analisis data sangat penting dalam sebuah penelitian. Jika sebuah penelitian tanpa analisis data maka penelitian tersebut tidak akan bisa menarik kesimpulan dan dinyatakan gagal dalam melakukan penelitian. Pentingnya memahami analisis data dalam materi PTK ini, sehingga penjelasan mengenai analisis data diharapkan lebih detail lagi demi pemahaman tentang materi analisis data.
C.     MATERI ESENSIAL APA SAJA YANG TIDAK ADA DALAM SUMBER BELAJAR
Materi esensial yang tidak ada dalam sumber belajar menurut saya adalah
1.      Model penelitian tindakan kelas. Model Kemmis dan Mc Taggart.  Model Kemmis & Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt Lewin, hanya saja komponen acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama.
Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Pola dasar model PTK menurut Kemmis & Taggart ditunjukan pada gambar berikut.








D.     MATERI APA SAJA YANG TIDAK ESENSIAL NAMUN ADA DALAM SUMBER BELAJAR.
Materi yang tidak esensial tapi ada dalam sumber belajar. Manurut saya semua materi tentang PTK yang ada dalam sumber belajar ini sudah esensial. Di mulai dari materi pengertian dan karateristik PTK, tujuan, prinsip dan syarat PTK, langkah PTK, sampai dengan cara menyusun proposal dan laporan PTK. Dari keseluruhan materi tersebut merupakan pokok penting yang harus dipelajari guna meningkatkan ilmu pengetahuan tentang PTK. PTK sangatlah penting bagi guru untuk memecahkan sebuah permasalahan yang ada dikelas. Karena disetiap kelas pasti memiliki sebuah kendala dalam ketuntasan belajar. Seorang guru tidak hanya harus menguasai materi PTK tetapi juga harus ada kemauan untuk melakukan penelitian tindakan dalam kelas. Jadi dalam keseluruhan materi tentang PTK ini adalah esensial.
E.     LATIHAN SOAL URAIAN
A.      Soal Subyektif
       Kasus Pembelajaran
Bu Devi ialah guru kelompok A TK Cempaka Malang. Dalam keseharian anak-anak kelompok A menunjukkan hal-hal berikut. Dari 20 anak di kelompok A, hanya 5 anak yang mampu memilih kegiatannya sendiri. 10 anak di antaranya belum mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sampai selesai, dan hanya 7 anak yang mampu menyelesaikan tugasnya secara mandiri. Di samping itu  4 anak sering mengganggu temannya yang sedang mengerjakan tugas. Setelah diselidiki, ternyata  kegiatan pembelajaran yang dilakukan Bu Devi bersifat rutin, yaitu selain bercerita, anak-anak mengerjakan LKS yang sudah dibagikan  pada awal tahun ajaran baru. Untuk memperbaiki situasi tersebut, Bu Devi mendiskusikannya dengan Kepala TK. Setelah mengkaji beberapa literatur  tentang karakteristik perkembangan anak dan strategi pembelajaran di TK, akhirnya Bu Devi memilih metode proyek.
Pertanyaan:
1.    Bantulah Bu Devi untuk menemukan akar permasalahan yang dihadapinya di kelompok A tersebut.
Jawab.
Berdasarkan kasus tersebut dapat diidentifikasi bahwa akar permasalahan yang terjadi adalah bahwa kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar anak tersebut masih rendah. Rendahnya kualitas pembelajaran tersebut tampak pada materi yang disampaikan masih monoton dan juga cara penyampaian materi masih satu arah. Sedangkan pada alat peraga yang digunakan kurang menarik perhatian. Bahkan yang terjadi di dalam kelas adalah suasana pembelajaran yang membosankan dan kelas tidak tertib dikarenakan belum maksimal dalam penguasaan kelas. Sementara dilihat dari hasil belajar menunjukkan bahwa anak belum mampu dalam memilih kegiatannya sendiri, belum mampu mengerjakan tugasnya sampai selesai, belum mandiri dalam menyelesaikan tugas dan sering menganggu temannya yang sedang menyelesaikan tugas.
2.    Identifikasi faktor-faktor penyebab mengapa permasalahan itu terjadi!
Jawab.
-          Pembelajaran yang dilakukan bersifat rutin dan monoton
-          Pembelajaran cenderung pasif dengan menggunakan LKS
3.    Jika Bu Devi ingin melakukan penelitian tindakan kelas, bantulah Ia merumuskan judul penelitian tindakan kelas tersebut!
Jawab.
Upaya meningkatkan kemandirian anak dalam menyelesaikan tugas melalui metode proyek pada kelompok A TK Cempaka Malang
4.    Buatlah peta konsep teori yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bu Devi.
Pengertian kemandirian
a.       Masrun (1986)
b.      Bandura
c.       Chabib toha (1993)
d.      Kartini kartono (1985)

Jawab.
Upaya meningkatkan kemandirian anak dalam menyelesaikan tugas melalui metode proyek pada kelompok A TK Cempaka Malang
Metode proyek
Kemandirian anak

Pengertian metode proyek
a.       Heizer dan render (2006)
b.      Schwalbe
c.       John dewey
d.      Nurhayatii (2010)

Langkah-langkah pembelajaran metode proyek
a.       Ahmadi (1997)

Manfaat metode proyek
a.       larson
b.      Johnson & johnson (1989)
c.       Vygotsky (1978)
d.      Davidov (1995)

Faktor yang mempengaruhi kemandirian
a.       Schaefer (1996)
b.      Bigner
c.       Masrun dkk (1986)

Upaya menumbuhkan kemandirian
a.       Schaefer (1996)
b.      Rheingold dan eckermen

Manfaat kemandirian
a.       lamman

 

note : dari berbagai sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar