LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PEMBEKALAN
PESERTA PLPG TAHUN 2017
GURU KELAS TK (020)
OLEH :
NAMA :
NUPTK :
NOMOR PESERTA :
TK
KABUPATEN - PROPINSI JAWA TIMUR
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
akhir pelaksanaan pembekalan peserta PLPG tahun 2017 disusun oleh :
Nama
Peserta :
NUPTK :
Nomor
Peserta :
Nama
Sekolah : TK
Alamat
Sekolah Lengkap : Jl. Prop. Jawa Timur
Mengesahkan,
Kepala
Sekolah
|
Penyusun,
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmad dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir pembekalan
materi PLPG 2017. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti kegiatan
PLPG 2017 di Universitas Jember Propinsi Jawa Timur.
Penghargaan dan terimakasih penulis berikan kepada :
1.
Ibu
Dr. i selaku mentor atas bimbingan, arahan dan
masukan-masukan yang telah diberikan selama kegiatan pembekalan PLPG 2017
2.
Rekan-rekan
sesama peserta atas kerjasamanya selama kegiatan pembekalan PLPG 2017. Semoga
kita semua mendapatkan yang terbaik.
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu penulis memohon saran dan
kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan dan kebermanfaatan laporan
ini.
Banyuwangi, September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Lembar
pengesahan
Kata
pengantar
Daftar
isi
BAB
I. SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK
A.
Ringkasan
materi
1.
Pengembangan
pendidikan karater dan potensi peserta didik
2.
Teori
belajar
3.
Model-model
pembelajaran
4.
Media
pembelajaran dan
5.
Evaluasi
hasil belajar
B.
Deskripsi
kemajuan yang diperoleh setelah pembekalan
1.
Materi
yang sudah dipahami/kuasai
2.
Materi
yang belum dapat dikuasai
C.
Materi
esensial yang tidak ada dalam sumber belajar
D.
Materi
yang tidak esensial namun ada dalam sumber belajar
E.
Masukan
yang telah diberikan oleh mentor pada saat kegiatan pembekalan
BAB
II. SUMBER BELAJAR BIDANG STUDI
A.
Ringkasan
materi
B.
Deskripsi
kemajuan yang diperoleh selama pembekalan
C.
Materi
esensial yang tidak ada dalam sumber belajar
D.
Materi
yang tidak esensial namun ada dalam sumber belajar
E.
Kemajuan
dalam menyelesaikan latihan soal uraian
1.
Soal
uraian yang dapat di selesaikan sendiri tanpa bantuan mentor
2.
Soal
uraian yang dapat di selesaikan setelah mendapat bantuan mentor
3.
Soal
uraian yang mana saja yang masih belum dapat diselesaikan dengan baik atau
belum sempat dilakukan pembimbingan oleh mentor
BAB
III. PENUTUP
BAB I.
SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK
A.
RINGKASAN MATERI
1.
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN POTENSI PESERTA DIDIK
1.1 Pendidikan
Karakter
Karakter merupakan watak, sifat, akhlaq maupun kepribadian yang
membedakan seorang individu dengan individu lainnya. Orang yang berkarakter
baik memiliki pemahaman tentang kebaikan, menyukai kebaikan, dan mengerjakan
kebaikan. Pengertian pendidikan karakter menurut wikipedia, ialah suatu bentuk
kegiatan manusia yang didalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik
diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Menurut Elkind (2004), Pendidikan
karakter ialah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi
karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini
mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau
menyampaikan materi, bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait
lainnya. Sedangkan menurut Thomas Lickona, Menyatakan
bahwa pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan
sengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan dan
melakukan nilai-nilai etika yang pokok. Oleh karena itu hakikat pendidikan
karakter dalam konteks pendidikan di indonesia adalah pendidikan moral. Tujuannya
ialah membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik.
1.2 Bidang
pengembangan anak usia dini
Masing-masing anak memiliki karakter yang berbeda dalam tingkatan
usia dan perkembangannya. Macam-macam bidang pengembangan sebagai berikut:
1)
Nilai
Agama Dan Moral. Anak mulai belajar moral dari lingkungannya. Misalnya anak
usia 5 tahun sudah mampu belajar
berperilaku baik atau sopan apabila diingatkan. Namun permasalahan yang dapat
mengganggu perkembangan anak yakni apabila anak tersebut suka berbicara kotor,
berbohong, mencuri, menghina dan berperilaku agresif.
2)
Sosial
Emosional. Anak mulai belajar berperilaku, yang mana anak usia taman
kanak-kanak seharusnya sudah memiliki satu atau dua sahabat. Namun
perkembangannya akan terganggu apabila terjadi masalah sosial emosionalnya
seperti penakut, pencemas, perasaan bersalah, rasa kecewa berlebihan, rendah
diri dan pemalu.
3)
Kognitif.
Anak mulai belajar berpikir. Pada usia 5 tahun sudah mampu untuk memahami.
Permasalahan yang dapat menghambat perkembangan anak pada bidang ini yakni
apabila anak tersebut berpikiran negatif dan suka menyalahkan orang lain.
4)
Bahasa.
Anak mulai belajar mengolah kata. Perbendaharaan kata yang dimiliki anak usia 5
tahun kira-kira sebanyak 2500 kata. Namun perkembangannya akan terhambat
apabila anak tersebut gagap dan tidak
dapat menerima atau menyampaikan bahasa.
5)
Motorik.
Anak mulai mampu menggerakkan otot besar (motorik kasar) dan otot kecilnya
(motorik halus). Pada usia 5 tahun anak mampu mengontrol gerakannya dengan
baik. Namun perkembangannya akan terganggu apabila masalah seperti obesitas
atau malnutrisi terjadi pada anak.
6)
Seni.
Anak mulai belajar berkreatifitas. Anak usia 5 tahun mampu menyanyikan lagu
dengan sikap yang benar dan menggambar berbagai macam bentuk.
Pengembangan pendidikan karakter sangat di perlukan untuk menggali
kemampuan anak. Anak lahir membawa potensi yang berwujud fisik maupun non
fisik. Dalam perjalanan waktu, setiap potensi yang dibawa oleh anak-anak akan
mengalami dua kemungkinan yaitu tumbuh dan berkembang ataupun sebaliknya. Maka
dengan itu guru diharapkan dapat mengembangkan potensi anak melalui pendidikan
berkarakter untuk dapat mengetahui potensi yang dimiliki setiap anak.
2.
TEORI BELAJAR
Teori belajar merupakan teori yang mempelajari perkembangan anak
secara intelektual (mental). Macam-macam teori belajar sebagai berikut:
2.1
Behavioristik (tingkah laku)
Menurut
teori
belajar thorndike,
belajar akan berhasil jika respon anak puas dan senang terhadap suatu
rangsangan yang diberikan. Menurut teori belajar pavlov, agar anak
dapat belajar dengan baik maka harus diadakan pembiasaan. Sedangkan menurut
teori belajar skinner, dalam belajar harus ada suatu ganjaran atau
penguatan. Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa teori belajar
ini mengungkapkan tentang keyakinannya bahwa pembelajaran terjadi melalui
hubungan stimulus (rangsangan) dan respon. Misalnya guru memberikan stimulus
atau rangsangan kemudian anak yang merespon, baik dengan rasa senang ataupun
puas. Belajar tingkah laku tidak lepas dari pembiasaan yang ditunjukkan dalam
berperilaku sehari-hari dan juga dengan adanya suatu ganjaran dan penguatan
sangat penting dalam proses belajar
anak. Ganjaran merupakan respon yang menyenangkan dan merupakan tingkah
laku yang sifatnya subjektif. Sedangkan penguatan merupakan suatu yang
mengakibatkan meningkatnya kemungkinan suatu respon dan lebih mengarah pada hal
yang di amati atau di ukur. Penguatan terdiri atas penguatan negatif dan
positif, tergantung pada respon yang diberikan anak. Tentunya penguatan itu
bertujuan untuk tercapainya tingkat perkembangan anak.
2.2
Kognitif (berpikir)
Menurut
teori belajar brunner, bagaimana manusia dapat belajar dan memperoleh
pengetahuan kemudian menyimpan pengetahuan lalu menyampaikan pengetahuan
tersebut. Bagaimana memperoleh dan menyampaikan pengetahuan dan bagaimana
memecahkan masalah secara mandiri. Dalam mempelajari manusia ia beranggapan
bahwa manusia itu sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi. Dalam
belajar, informasi baru merupakan pembaharuan dari informasi yang sebelumnya
dimiliki. Brunner menyabut pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan
kognitif sebagai konseptualisme instrumental. Pandangan ini berpusat pada 2
prinsip yakni, pengetahuan seseorang tentang alam di dasarkan pada model
tentang kenyataan yang dibangunnya dan model semacam itu awalnya diadopsi dari
kebudayaan seseorang, kemudian model itu diadaptasi pada kegunaan bagi orang
yang bersangkutan.
Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu
memperhatikan lingkungan sosial. Ada dua konsep penting dalam vygotsky yaitu
zone of proximal development (zpd) dan scaffolding. Zpd merupakan jarak antara
tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Sedangkan
scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa pada tahap awal
pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya.
Menurut
bandura, unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan. Peserta
didik meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai
model. Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan dengan
tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan yang
positif.
3.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran merupakan strategi yang dilakukan seorang guru
dalam proses belajar mengajar. Menurut Agus Suprijono (2010), model
pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Sedangkan Komarudin (2010), Menjelaskan
model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai panduan
atau pedoman dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu model
pembelajaran dirancangan dan disusun sebaik mungkin agar dapat menciptakan
suatu lingkungan untuk anak berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi
perubahan perilaku atau perkembangan anak.
Ada dua jenis model pembelajaran anak usia dini yakni (a) berpusat
pada anak (misal: bahan, ruang dan waktu dapat digunakan secara bebas oleh
anak. (b) berpusat pada guru (misal: bahan, ruang dan waktu berdasarkan
petunjuk guru.
3.1
MACAM MODEL PEMBELAJARAN
(1)
Model
pembelajaran sudut-sudut kegiatan. Berikut aspek-aspek pendekatan sudut-sudut
kegiatan. Ada lima sudut kegiatan yang disediakan yang dalam penggunaannya
disesuaikan dengan program yang direncanakan dengan kisaran dua sampai lima
sudut. Dalam kondisi tertentu dimungkinkan satu sudut lebih dari satu kegiatan.
Alat-alat yang disediakan pada sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi
dan sering diganti sesuai dengan tema atau sub tema yang dibahas.
Model pembelajaran sudut-sudut kegiatan
|
Sudut keluarga
|
Sudut alam dan pengetahuan
|
Sudut pembangunan
|
Sudut kebudayaan
|
Sudut ke-Tuhanan
|
Dengan di sajikannya penjabaran
tentang model
-
Sudut Ketuhanan. Alat-alat
yang ditempatkan adalah maket tempat ibadah, peralatan ibadah, gambar-gambar,
dan alat lainnya yang sesuai dengan keagamaan.
- Sudut keluarga. Alat-alat pada sudut keluarga terdiri dari kursi tamu, meja
makan, peralatan dapur, peralatan ruang kamar tidur, boneka berbagai jenis, dan
peralatan lain di ruang tamu.
- Sudut alam sekitar dan pengetahuan. Alat-alat pada sudut alam sekitar dan
pengetahuan terdiri dari akuarium, meja/rak untuk benda-benda obyek
pengetahuan, kulit kerang, biji-bijian, batu-batuan, kaca pembesar, timbangan,
magnet dan alat-alat untuk menyelidiki alam sekitar, gambar-gambar tentang alam
sekitar dan gejala alam.
- Sudut pembangunan. Alat-alat yang ditempatkan pada sudut ini adalah
alat-alat untuk permainan konstruksi, seperti balok, keping, geometri, alat
pertukangan, dan miniatur/model berbagai jenis kendaraan, plastisin, pledog,
tanah liat.
- Sudut kebudayaan. Alat-alat yang ditempatkan pada sudut kebudayaan adalah
peralatan musik/perkusi, rak-rak buku, buku perpustakaan, alat untuk pengenalan
bentuk, warna, konsep bilangan, simbol-simbol, alat untuk kreativitas, rumah
adat, pakaian adat, tokoh-tokoh pewayangan.
Keberadaan sudut-sudut kegiatan tersebut dapat ditempatkan di dalam kelas
maupun di ruang sendiri sesuai keadaan dan kondisi di PAUD masing-masing. Pada
waktu kegiatan di sudut berlangsung, pendidik tidak hanya berada di salah satu
sudut saja, tetapi juga memberikan bimbingan kepada peserta didik yang membutuhkan
atau mengalami kesulitan.
(2) Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman seperti
anak-anak dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kegiatan
yang berbeda-beda.
(3) Model pembelajaran area seperti area agama, area balok,
area berhitung, area IPA, area musik, area bahasa, area membaca dan menulis,
area drama, area pasir/air, area seni dan motorik.
(4) Model pembelajaran sentra seperti sentra bahan alam, sentra
balok, sentra seni, sentra bermain peran, sentra persiapan, sentra agama,
sentra musik.
4.
MEDIA PEMBELAJARAN
Briggs (1977) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya.
Banyak manfaat yang
dapat diperoleh dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran yaitu:
1. Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan
dengan lebih jelas, menarik, kongkrit dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka (verbalistis).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya
indera. Misalnya objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita,
gambar, film bingkai, film atau model. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di
masa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan lain-lain.
Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram dan
lain-lain.
3. Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.
4. Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar.
5. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara
siswa dengan lingkungan dan kenyataan.
6. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
7. Memberikan perangsang, pengalaman dan persepsi yang
sama bagi siswa.
Jenis media dibagi menjadi tiga kelompok diantaranya audio
(pendengaran), visual (penglihatan). Dan audio visual (pendengaran dan
penglihatan)
5.
EVALUASI HASIL BELAJAR
Brikerhoff
(1986:ix) menjelaskan bahwa evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh
mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Menurut Sudjana (2010) menyatakan hasil
belajar ialah kamampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajar. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan
untuk manentukan nilai atau tindakan dalam pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran
adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai anak melalui program belajar. Evaluasi
merupakan usaha yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan
dan perkembangan anak dalam waktu yang telah di tentukan secara berkala dan
berkesinambungan. Sedangkan penilaiannya lebih diutamakan prosesnya dari pada
produknya. Penilaian dilakukan mulai anak datang di sekolah, proses belajar,
istirahat sampai anak pulang. Kemudian hasil dari evaluasi dikomunikasikan
dalam bentuk pelaporan perkembangan anak.
Berikut
macam-macam teknik penilaian: observasi, percakapan, penugasan, unjuk kerja,
hasil karya, catatan anekdot dan portofolio.
Penilaian hasil
belajar oleh pendidik
dilaksanakan dalam bentuk
penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan pendekatan utama dalam
penilaian hasil belajar oleh pendidik. Bentuk penilaian autentik mencakup:
1)
Observasi
2)
Catatan
Anekdot
3)
Percakapan
4)
Penugasan
5)
Unjuk
kerja
6)
Hasil
karya
7)
Portopolio
Beberapa
prinsip penilaian sebagai berikut:
· Mendidik
· Berpusat pada anak
· Berkesinambungan
· Terencana, bertahap dan terus menerus
· Obyektif
· Akuntabel
· Transparan
· Sistematis
· Menyeluruh
· Bermakna
Adapun aspek yang dapat menjadi perhatian dalam evaluasi sebagai
berikut: aspek pengetahuan dan pemahaman, aspek pemikiran, aspek keterampilan,
aspek sikap dan kebiasaan kerja.
B.
DESKRIPSI KEMAJUAN YANG DIPEROLEH SETELAH PEMBEKALAN
1.
MATERI
YANG SUDAH DIPAHAMI/ KUASAI
Materi yang sudah saya pahami ialah
tentang teori belajar , model-model pembelajaran, media pembelajaran dan
evaluasi hasil belajar.
Didalam sumber belajar sudah di
jelaskan secara runtut tentang materi tersebut secara jelas sehingga dapat
dipahami dan dimengerti. Apalagi dengan disajikannya contoh seperti contoh
rencana pelaksanaan pembelajaran harian (rpph), format penilaian dan lain
sebagainya.
Dengan di
sajikannya penjabaran tentang teori belajar, model pembelajaran, media
pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Dengan keseluruhan itu sehingga dapat
dipahami dan dijadikannya acuan pada bidang studi yang diampu.
2.
MATERI
YANG BELUM DAPAT DIKUASAI
Materi yang belum dapat dikuasai
menurut saya adalah tentang pengembangan pendidikan karakter dan potensi
peserta didik.
Materi tersebut
tepatnya terletak di bagian permulaan. Belum terkuasainya materi tersebut
dikarenakan di dalam sumber belajar yang membahas tentang materi tersebut
kurang dijelaskan secara detail sehingga membuat sulit untuk dipahami. Pengembangan
pendidikan karakter sangatlah penting dikuasai seorang guru. Kemajuan suatu
bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusianya. Mutu sumber daya manusia
tidak hanya dilihat dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi saja,
melainkan karakter atau perilakunya. Pengembangan pendidikan berkarakter
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sangat pentingnya materi ini
dipahami sehingga diharapkan dapat dijelaskan secara lebih detail di dalam
sumber belajar.
C.
MATERI ESENSIAL YANG TIDAK ADA DALAM SUMBER BELAJAR
Meteri esensial
yang tidak ada dalam sumber belajar menurut saya adalah Manfaat penilaian.
Dalam sumber
belajar pedagogik di bagian ahir memuat materi tentang evaluasi belajar. Namun
di dalam materi tersebut ada yang belum di jelaskan yakni tentang manfaat
penilaian. Adapun manfaat penilaian bisa dirasakan oleh anak, guru dan orantua.
Manfaat
penilaian bagi anak: memelihara pertumbuhan anak untuk lebih sehat dan
konsisten, perkembangan anak menjadi lebih optimal lagi, mendapatkan ransangan
sesuai dengan perkembangan dan minat yang dimiliki anak, mendapatkan dukungan
yang lebih sesuai dengan kebutuhan anak.
Manfaat
penilaian bagi guru: guru dapat mengetahui tentang sikap, pengetahuan dan
keterampilan anak, guru dapat mengetahui informasi lebih awal tentang hambatan
atau gangguan pada anak, mengetahui kesesuaian stimulasi dalam layanan dengan
kebutuhan perkembangan anak, dapat memberikan dukungan yang tepat pada anak,
memiliki data dan informasi perkembangan anak.
Manfaat
penilaian bagi orangtua: orangtua memperoleh informasi tentang pertumbuhan,
perkembangan dan minat anak, mempermudah orangtua dalam memberikan stimulasi
yang sesuai dan berkelanjutan dirumah, membuat keputusan bersama antara
orangtua dan guru dalam memberikan dukungan pada anak.dalam layanan
D.
MATERI YANG TIDAK ESENSIAL NAMUN ADA DALAM SUMBER BELAJAR
Materi yang tidak esensial namun ada dalam sumber belajar. Menurut
saya dari keseluruhan materi yang ada dalam sumber belajar sudah esensial
semua. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik sangat di
anjurkan untuk menguasai sumber belajar pedagogik ini. Dari bagian depan
tentang pengembangan pendidikan karakter, teori belajar, model pembelajaran
hingga evaluasi belajar. Materi tersebut sangat membantu guru dalam tugasnya
sebagai pendidik. Sehingga semua pembahasan tentang materi yang ada dalam
sumber belajar sudah esensial semuanya.
E.
MASUKAN-MASUKAN YANG TELAH DIBERIKAN OLEH MENTOR PADA SAAT KEGIATAN
PEMBEKALAN
Masukan-masukan yang telah diberikan oleh mentor pada saat kegiatan
pembekalan laporan sumber pedagogik ialah “Mohon tingkatkan dalam menyelesaikan
tugas kedua”.
Mentor
sangat aktif dalam mengikuti perkembangan para peserta PLPG 2017. Beliau selalu
memberikan tanggapan di setiap laporan yang di unggah. Sehingga membuat peserta
mengetahui hasil dari kualitas laporan yang telah dikerjakannya. Dan itu
membuat peserta berusaha lebih baik lagi pada laporan selanjutnya. masukan–masukan
yang diberikan oleh mentor membuat mudah dalam mengerjakan laporan. Mentor juga
memberikan semangat pada saat peserta sedang mengerjakan laporan.
BAB II.
SUMBER BELAJAR BIDANG STUDI
A.
RINGKASAN MATERI
1.
BIDANG PENGEMBANGAN DI PAUD
1.1
NILAI AGAMA DAN MORAL
Pendidikan nilai agama dan moral untuk anak usia dini merupakan
pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaanya. Apabila hal itu tertanam
dengan baik dalam setiap individu, maka hal tersebut merupakan awal pendidikan
yang baik untuk melajutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Kemampuan
memahami kaidah-kaidah moral dan mampu menjadikannya sebagai pedoman bertutur
kata, bersikap, dan berperilaku bukanlah merupakan kemampuan bawaan melainkan
harus diperoleh dalam proses belajar.
Konsep dasar moral yakni pengembangan pembiasaan perilaku yang
baik, pengembangan nilai kebudayaan dan kebangsaan, pengembangan aturan hukum
yang berlaku.
Karakteristik perkembangan moral dan agama terdiri atas beberapa
tingkat yakni : 1) Prakonvensional (berdasarkan orientasi pada kepatuhan dan
hukum). 2) Konvensional (diorientasikan pada harapan/penghargaan sosial). 3)
Pasca Konvensional (prinsip etika universal). Berikut karakteristik anak
menurut usia :
Umur
|
Karakteristik
|
1 th
|
Membangun moralitas melalui pengindraan dan pengalaman
|
2 th
|
Meniru perilaku keagamaan secara sederhana dan mulai
mengekspresikan rasa sayang dan cinta kasih
|
3 th
|
Meniru perilaku keagamaan yang dilihat dan di dengarnya
|
4th
|
Meniru dan mengucapkan
bacaan doa/lagulagu keagamaan dan gerakan beribadah secara sederhana
|
5 th
|
Mengucapkan bacaan doa/lagu-lagu keagamaan, meniru gerakan
beribadah, mengikuti aturan serta mampu belajar berperilaku baik dan sopan
bila diingatkan
|
6 th
|
melakukan perilaku keagamaan secara berurutan dan mulai belajar membedakan perilaku baik dan
buruk
|
Prinsip
perkembangan moral dan agama sebagai berikut : kasih sayang,
perlindungan dan perawatan, waktu yang diberikan kepada anak, lingkungan
belajar yang kondusif, belajar bersikap adalah belajar nilai, belajar moral di
usia dini. Adapun cara mengembangkan moral dan agama sebagai berikut : 1)
pengenalan doa, lagu keagamaan, macam agama, dan ciptaan Tuhan. 2) penanaman
sikap dan perilaku. 3) pengembangan sikap kerjasama, rasa percaya diri, rasa
peduli, tanggung jawab dan mengendalikan emosi.
Metode pengembangan moral dan agama diantaranya : keteladanan, pengalaman, bermain
peran, bercerita dan bersyair.
1.2 BIDANG PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL
Perkembangan sosial merupakan proses pembentukan pribadi dalam
masyarakat. Perkembangan sosial anak dapat dilihat dari tingkatan kemampuannya
dalam berhubungan dengan oranglain dan menjadi anggota masyarakat yang
produktif. perkembangan sosial adalah proses dimana anak mengembangkan
keterampilan interpersonalnya, belajar menjalin persahabatan, meningkatkan
pemahamannya tentang orang diluar dirinya, dan juga belajar penalaran moral dan
perilaku.
Perkembangan emosi berkaitan dengan cara anak memahami,
mengekspresikan dan belajar mengendalikan emosinya seiring dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak. Emosi anak perlu dipahami para guru agar dapat
mengarahkan emosi negative menjadi emosi positif sesuai dengan harapan sosial.
Keterampilan sosial adalah keterampilan atau strategi yang digunakan untuk
memulai ataupun untuk mempertahankan suatu hubungan yang positif dalam
interaksi sosial, yang diperoleh melalui proses belajar. Anak membutuhkan keterampilan agar dapat melakukan proses
sosialisasi yaitu : 1) Proses imitasi adalah proses dimana anak belajar meniru
perilaku yang dapat diterima secara sosial. Proses imitasi ini dilakukan ketika
anak melihat secara langsung perilaku orang lain yang dijadikan contoh/model.
Setelah melakukan proses imitasi, anak melakukan proses identifikasi. 2) Proses
identifikasi adalah proses terjadinya pengaruh sosial pada anak , dimana anak
ingin menjadi seperti orang yang dicontoh. Dalam proses identifikasi, anak
berusaha berperilaku sesuai dengan orang yang ditirunya. 3) Proses
internalisasi adalah proses penanaman serta penyerapan nilai-nilai. Dalam
proses ini diperlukan pemahaman anak untuk membedakan nilai-nilai sosial yang
baik dan buruk.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak meliputi : 1) lingkungan.
2) kematangan. 3) belajar (pembiasaan dan contoh). 4) inteligensi. 5) jenis
kelamin. 6) status ekonomi. 7) kondisi fisik. 8) posisi anak dalam keluarga.
Perkembangan
Sosial Emosional meliputi ; kompetensi sosial (menjalin hubungan dengan
kelompok sosial), kemampuan sosial (perilaku yang digunakan dalam situasi
sosial), kognisi sosial (pemahaman terhadap pemahaman, tujuan dan perilaku diri
sendiri dan orang lain, perilaku prososial (kesediaan untuk berbagi, membantu,
bekerjasama, merasa nyaman dan aman, dan mendukung orang lain) serta penguasaan
terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas (perkembangan dalam menentukan
standar baik dan buruk.
Ada sejumlah prinsip dapat dijadikan pegangan atau
penuntun dalam membantu anak-anak dalam pengembangan kecerdasan emosi dan
peningkatan keterampilan sosialnya, yaitu sebagai berikut:
a) Prinsip-prinsip keseharian
·
Memberi teladan
·
Mengingatkan dan
menunjukkan keterampilan yang baru dipelajari
·
Paraphrading adalah
mengingatkan kembali dengan kalimat sendiri
b) Teknik-teknik
bertanya
·
Mengajukan pertanyaan
terbuka
-Pertanyaan kausal,
“mengapa kamu memukulnya?”
-Pertanyaan pilihan
berganda, “kamu memukulnya karena dia mengganggu, karena dia mengambil mainan
atau karena kamu sedang marah disebabkan sesuatu yang lain?”
-Pertanyaan
benar-salah, “apa kamu memukulnya, ya atau tidak?”
-Pertanyaan terbuka,
“apa yang terjadi antara kalian berdua?”
·
Dua pertanyaan
berurutan dimana aturannya sederhana
·
Teknik colombo, aspek
penting colombo adalah sikap persahabatan
c) Kiat-kiat jangka
panjang
·
Kesabaran dan kegigihan
·
Keluwesan dan
kreativitas
·
Penyesuaian dan
·
Perkembangan
1.3
BIDANG PENGEMBANGAN KOGNITIF
Secara umum kognitif diartikan sebagai
potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa
(sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut
kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Perkembangan kognitif terdiri atas dua bidang yakni pengenalan
matematika dan sains. Beberapa langkah berikut bisa dilakukan untuk
meningkatkan perkembangan anak usia dini.
a.
Meningkatkan
kemampuan berpikir logis
Berfikir
logis sangat dibutuhkan anak-anak, karena kemampuan ini dapat mendidik
kedisiplinan yang sangat kuat. Logika berperan besar dalam menjadikan anak-anak
semakin dewasa dengan keputusan matangnya.
b.
Menemukan
hubungan sebab akibat
Dalam
pengertian yang lebih luas, menemukan hukum sebab akibat dapat ditempuh dengan
membuat hubungan antara dua variabel atau lebih. Dari dua hubungan tersebut,
dapat diketahui, bahwa akibat dari suatu peristiwa ada sebabnya. Misalnya,
penyebab kematian adalah sakit, penyebab rumah terbakar adalah hubungan arus
pendek, penyebab mesin mogok adalah kerusakan dan lain sebagainya.
c.
Meningkatkan
pengertian pada bilangan
Pernahkan
anda menemukan orang yang sangat cepat dalam menghitung. Bukan menghitung
dengan kalkulator atau komputer, melainkan berhitung secara awangan atau mencongak. jika pernah, maka ketahuilah bahwa
orang tersebut mempunyai kepekaan terhadap bilangan sangat tinggi. Dengan bekal
kepekaan terhadap angka dan bilangan inilah anak menjadi lebih mengerti dan
cepat dalam memahami hubungan sebab-akibat.
Pengenalan matematika.
Matematika itu bukanlah hanya sekedar berhitung, matematika merupakan bagian
dari kehidupan sehari-hari dan bukanlah sesuatu yang abstrak. Adapun konsep
dasar yang dapat diajarkan untuk anak usia dini sebagai berikut : 1) mencocok
2) perbandingan/seriasi 3) klasifikasi 4) penjumlahan dan pengurangan.
Pengenalan
sains. Pengembangan sains
permulaan anak usia dini adalah kemampuan yang berhubungan dengan berbagai
percobaan atau demonstrasi sebagai suatu
pendekatan secara Sainstific atau Logis. Pengembangan sains di
TK secara umum bertujuan agar anak mampu secara aktif mencari informasi
mengenai apa yang ada di sekelilingnya. Sedangkan secara khusus permainan sains
di TK bertujuan agar anak memiliki kemampuan mengamati berbagai perubahan yang
terjadi, melakukan percobaan sederhana, melakukan kegiatan mengklasifikasi,
membandingkan, memperkirakan dan mengkomunikasikannya serta membangun
kreatifitas dan inovasi pada diri anak. Proses penemuan ilmiah dapat terjadi
dimana saja dan kapan saja. Kegiatan sains dapat dilakukan oleh anak dan guru
di Laboratorium atau Pusat Sains, tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.
1.4
BIDANG PENGEMBANGAN BAHASA
Bahasa merupakan alat komunikasi yang bersifat universal, yang
artinya hampir tidak ada seorang pun yang tidak berkomunikasi melalui bahasa.
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain baik melalui
lisan,tulisan,isyarat atau mimik muka.
Kemampuan berbahasa bagi anak usia dini bertujuan agar anak mampu
berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Ada beberapa keterampilan
dalam berbahasa yakni : mendengar, berbicara, pra menulis, menulis, pramembaca,
membaca.
Adapun prinsip pengembangan bahasa sebagai berikut :
· Pembelajaran harus berorientasi pada kemampuan yang hendak dicapai
sesuai potensi anak. Misalnya anak dapat menyebutkan makanan khas kota Bandung,
· Tumbuhkan kebebasan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan
dikaitkan dengan spontanitas. Misalnya anak dapat mengungkapkan pengalamannya
yang berkaitan dengan naik kendaraan.
· Diberikan alternatif pikiran dalam mengungkapkan isi hatinya.
Apabila anak sulit untuk mengungkapkan pikirannnya dengan kata-kata bisa
dilakukan melalui tulisan atau gambar.
· Komunikasi guru dan anak akrab dan menyenangkan
· Guru menguasai pengembangan bahasa
· Guru bersikap normatif, model, contoh pengguna bahasa Indonesia
yang baik dan benar
· Bahan pembelajaran membantu pengembangan kemampuan dasar anak
· Tidak menggunakan huruf satu-satu secara formal.
Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan bahasa anak yaitu :
·
Berbedanya cara
bagaimana si anak mempelajari bahasa tersebut,
·
Berbedanya jenis bahasa
yang dipelajari si anak,
·
Berbedanya
karakteristik kepribadian anak, dan
·
Berbedanya lingkungan
tempat proses pembelajaran bahasa itu terjadi.
1.5
BIDANG PENGEMBANGAN FISIK-MOTORIK
Perkembangan fisik-motorik merupakan semua gerakan yang mungkin
dilakukan oleh seluruh tubuh melalui kegiatan pusat saraf dan otot yang
terkoordinasi. Adapun pembahasannya sebagai berikut :
·
Perkembangan
fisik pada anak usia dini memiliki ciri-ciri antara lain tinggi badan, berat
badan, perbandingan tubuh, postur tubuh, tulang dan otot, lemak dan gigi.
Perkembangan fisik ditunjukkan untuk mengembangkan 6 aspek yang meliputi:
koordinasi, kekuatan, ketahanan, kecepatan, kecekatan dan keseimbangan.
·
Aktivitas
motorik untuk anak usia dini dikatagorikan sebagai berikut: 1) motorik halus
(otot kecil). Kata halus menyatakan suatu kualitas kepekaan atau suatu
yang rumit. Bagian-bagian tubuh tertentu bergerak dalam daerah yang
terbatas untuk menghasilkan tanggapan / reaksi / respons yang tepat. Koordinasi
yang terlibat dalam keterampilan gerak halus biasanya berwawasan ketepatan dan
sering berhubungan dengan koordinasi tangan – mata. Meronce, mewarna, melipat,
menulis termasuk keterampilan motorik halus. 2) motorik kasar (otot besar).
mengacu kepada suatu kualitas yang berlawanan dengan halus. Suatu keterampilan
gerak kasar melibatkan konstruksi dan pemakaian otot-otot tubuh yang besar,
Seluruh tubuh biasanya ikut dalam gerakan, seperti melompat, berlari, menendang
dan sebagainya.
·
Kesehatan
dan gizi. Kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal yang
mendatangkan sehat atau kebaikan dengan diberikan zat makanan yang dibutuhkan
tubuh. Potensi anak dapat dikembangkan jika anak sehat secara fisik maupun
mentalnya.
1.6
BIDANG PENGEMBANGAN SENI
Seni adalah hasil keindakan kreasi manusia. Pembelajaran seni
adalah sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak dengan lebih banyak
melibatkan kemampuan motorik, khususnya motorik halus. Melalui seni, anak
memiliki kesempatan untuk mengembangkan fantasi serta kreatifitas dengan
berbagai cara dan juga mereka akan belajar bagaimana cara mengekspresikan diri,
minat, kemampuan serta keterampilan mereka.
Bentuk pengembangan seni anak usia dini antara lain :
·
Seni
grafik. Adalah seni yang dihasilkan melalui proses cetak mencetak. Umumnya
dipakai untuk media ekspresi terhadap hal-hal yang menarik perhatian.
·
Seni
tari. Menari adalah aktifitas menggerakkan tubuh untuk mengekspresikan gagasan,
merespon musik, dan mencurahkan perasaan. Tujuannya untuk mendemonstrasikan
suatu keterampilan dan melatih keseimbangan saat bergerak.
Seni musik. adalah salah satu komponen pembelajaran seni untuk anak
usia dini. Bermain musik serta mendengarkan musik merupakan salah satu kegiatan
yang digemari anak-anak.
2.
BERMAIN DAN PERMAINAN
Bermain adalah hak asasi bagi anak usia dini yang memiliki nilai
utama dan hakiki pada masa pra sekolah. Bermain merupakan keseluruhan aktifitas
yang dilakukan oleh individu yang sifatnya menyenangkan, yang berfungsi untuk
membantu individu mencapai perkembangan yang utuh dalam bidang perkembangan.
Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar dan bekerja, umumnya
anak-anak menikmati permainan dan akan terus melakukan dimanapun dan kapan saja
mereka punya kesempatan. Dengan demikian anak dapat mempelajari berbagai
keterampilan dengan senang hati tanpa adanya tindak pemaksaan. Kegiatan bermain
dapat digunakan untuk menarik perhatian kepada anak dan mampu untuk
mengembangkan pengetahuan anak.
2.1 Teori bermain klasik
-
Teori
Surplus energi – sc hiller/spencer. Bermain merupakan penyaluran energi yang
berlebihan. Anak yang memperoleh cukup gizi dan waktu beristirahat umumnya
memiliki kelebihan energi sehingga untuk membuang energi berlebih itu dilakukan
kegiatan bermain.
-
Teori
Rekreasi - lazarus. Teori ini mengungkapkan apabila seseorang telah lelah
bekerja/belajar maka ia memerlukan bermain untuk menghilangkan kepenatan akibat
bekerja/belajar yakni dengan mengisi
kembali energi yang telah terpakai dalam bekerja.
-
Teori
Rekapitulasi – G.stanley hall. Dalam pandangannya yang biogenetis menyatakan
bahwa selama perkembangannya, anak akan mengalami semua fase kemanusiaan.
Permainan itu merupakan penampilan dari semua faktor hereditas ( waris, sifat
keturunan ): yaitu segala pengalaman jenis manusia sepanjang sejarah akan
diwariskan kepada anak keturunannya, mulai dari pengalaman hidup dalam gua-gua,
berburu, menangkap ikan, berperang, bertani, berhuma, membangun rumah sampai
dengan menciptakan kebudayaan dan seterusnya. Semua bentuk ini dihayati oleh
anak dalam bentuk permainan-permainannya. Pandangan ini mencoba menemukan
hubungan antara kegiatan bermain dengan evolusi kebudayaan. Dan juga mengatakan
bahwa anak-anak mengulangi aktifitas leluhurnya.
-
Teori
Praktis - groos. Merupakan semacam latihan awal dimana bermain mempersiapkan
anak-anak untuk peran-peran yang akan dilakukan dikemudian hari. Dan juga
mengatakan bahwa permainan itu mempunyai
tugas biologis, yaitu melatih macam-macam fungsi jasmani dan rohani. Waktu
bermain merupakan kesempatan baik bagi anak untuk melakukan penyesuaian diri
terhadap lingkunagn hidup itu sendiri. Permainan bagi anak itu sama pentingnya
dengan taktik dalam peperangan , bagi orang dewasa. Maka anak manusia itu
memiliki masa kanak-kanak yang dimanfaatkan dengan bermain-main untuk melatih
diri dan memperoleh kegembiraan.
2.2 Teori
bermain modern
-
Teori
psikoanalitik – sigmund freud. mengatakan bahwa bermain berfungsi untuk
mengekspresikan dorongan implusif sebagai cara untuk mengurangi kecemasan yang
berlebihan pada anak. Bentuk kegiatan bermain yang ditunjukan berupa bermain
fantasi dan imajinasi dalam sosiodrama atau pada saat bermain sendiri. Melalui
bermain dan berfantasi anak dapat mengemukakan harapan-harapan dan konflik
serta pengalaman yang tidak dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata, contoh,
anak main perang-perangan untuk mengekspresikan dirinya, anak yang meninju
boneka dan pura-pura bertarung untuk menunjukkan kekesalannya. Hal ini
menunjukkan bermain anak sebagai alat yang penting bagi pelepasan emosinya
serta untuk mengembangkan rasa harga diri ketika anak dapat menguasai tubuhnya,
benda-benda serta sejumlah keterampilan sosial.
-
Teori
kognitif – piaget. mengungkapkan bahwa bermain mampu mengaktifkan otak anak,
mengintegrasikan fungsi belahan otak kanan dan kiri secara seimbang dan
membentuk struktur syaraf, serta mengembangkan pilar-pilar syaraf pemahaman
yang berguna untuk masa mendatang. Berkaitan dengan itu pula otak yang aktif
adalah kondisi yang sangat baik untuk menerima pelajaran.
-
Teori
kognitif – vigotsky. Bahwa bermain
mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif anak. Anak usia dini
tidak mampu berpikir abstrak karena bagi mereka makna dan objek berbaur menjadi
satu. Akibatnya anak tidak dapat berpikir dalam kegiatan bermain khayal dan
menggunakan objek. Misalnya sepotong kayu untuk mewakili benda lain yaitu
‘kuda’ dari kuda sesunggguhnya. Dengan demikian akhirnya anak mampu berpikir mengenai makna secara terpisah dari objek yang mewakilinya. Jadi bermain simbolik
mempunyai peran penting dalam perkembangan berpikir abstrak.
-
Teori
kognitif – bruner/sutton – smith singer. 1) memberi penekanan pada fungsi
bermain sebagai sarana mengembangkan kreatifitas dan fleksibilitas. Dalam bermain, yang lebih penting bagi anak
adalah makna bermain dan bukan hasil akhirnya. 2)
percaya bahwa transformasi simbolik yang muncul dalam kegiatan bermain khayal
(misalnya: pura-pura menggunakan balok sebagai ‘kue’), memudahkan transformasi
simbolik kognisi anak sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas mental mereka.
bermain memberikan berbagai kemungkinan sehingga anak dapat menentukan bermacam
pilihan dan mengatur fleksibilitas secara baik. Dengan demikian, anak dapat
menggunakan ide-idenya dengan cara baru serta tidak biasa dan menghasilkan ide
kreatif yang dapat diterapkan untuk tujuan adaptif. 3) bermain imajinatif
sebagai kekuatan posif untuk perkembangan manusia. bermain sebagai mekanisme
coping terhadap ketidakmatangan emosi. bermain memberikan suatu cara bagi anak
untuk menunjukan kecepatan masuknya rangsangan (stimulasi), baik dari dunia
luar maupun dunia dalam yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan
kembali dan merekam pengalaman-pengalaman. Dan juga melalui bermain,anak dapat
mengoptimalkan laju stimulasi dari luar dan dari dalam, karena itu mengalami
emosi yang menyenangkan. Tidak menjadikan anak ‘bengong’ karena terlalu banyak
stimulasi atau bosan karena kurangnya stimulasi. Contohnya, anak yang tidak
punya kegiatan selama menunggu di lapangan terbang, dapat terlibat dengan
stimulasi yang berasal dari dalam yaitu bermain imajinatif.
-
Teori
arousal mudulation. bermain disebabkan adanya kebutuhan atau dorongan agar sistim saraf
pusat tetap berada dalam keadaan terjaga. Bila terlalu banyak stimulasi,
arousal (gairah) akan meningkat sampai batas yang kurang
sesuai dan menyebabkan seseorang akan mengurangi aktivitasnya. Contoh, bila
anak mendapatkan mainan baru maka arousal meningkat dan dengan
mengeksplorasi benda asing itu arousal akan menurun sehingga anak
menjadi terbiasa dengan benda tersebut. Sebaliknya kalau kurang stimulus akan
timbul rasa bosan sebab tingkat arousal menurun tajam.
-
Teori
bateson. Mengatakan bahwa bermain tidak akan muncul dalam keadaan vakum.
Kegiatan bermain itu sendiri selalu dipengaruhi oleh konteks, yaitu keadaan
sekitar dimana kegiatan berlangsung. Memberi contoh status sosial anak
mempengaruhi kegiatan bermainnya, misalnya anak termuda mendapat peran sebagai
orang yang disuruh-suruh.
2.3 Manfaat
Bermain Dalam Bidang Perkembangan Anak Usia Dini
Bahasa, Dalam bermain
otomatis anak akan berkomunikasi dengan rekan mainnya atau temannya. Dalam
komukasi tersebut secara tidak langsung anak akan menambah perbendaharaan
katanya. Moral, dalam bermain anak belajar besikap jujur, menerima
kekalahan, menjadi pimpinan yang baik, dan tenggang rasa. Sosial,
Bermain merupakan pembelajaran bagi anak untuk bersikap sosial. Dalam bermain
anak diajarkan untuk saling membantu, saling memberi, gotong royong, dan masih
banyak sikap-sikap sosial lainnya yang bisa anak ambil dalam bermain. Emosi,
bermain adalah tempat untuk meluapkan emosi/perasaan dan juga untuk mengendalikan
diri atau juga bisa untuk terapi untuk anak yang mengalami gangguan emosi. Kognitif,
dengan bermain anak dapat belajar tentang berbagai konsep dan mengatasi masalah
sehingga bisa diterima dilingkungannya. Fisik, Secara otomatis dalam
bermain fisik atau tubuh anak akan bergerak. Dari gerakan-gerakan tersebut
motorik anak akan berkembang. Sehingga anak dapat memiliki kecakapan motorik
dan kecakapan pengindraan yang baik. Kreatifitas. Kreativitas anak akan
terbentuk dengan sendirinya dengan cara bermain, mengapa ? karena dalam bermain
anak akan berfikir bagaimana teknik dari permainan tersebut dan bagaimana
teknik untuk memenangkan permainan tersebut. Bermain juga dapat merangsang
imajinasi anak dan memberikan kesempatan bagi anak untuk menuangkan ide-idenya
tanpa merasa takut karena dalam bermain anak memiliki kebebasan.
2.4
TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
-
Unoccupied
behavior/ gerakan kosong. Pada tahapan ini, anak terlihat tidak bermain seperti
yang umumnya dipahami sebagai kegiatan bermain. Anak hanya mengamati kejadian
di sekitarnya yang menarik perhatiannya. Apabila tidak ada hal yang menarik,
maka anak akan menyibukkan dirinya sendiri. Ia mungkin hanya berdiri di suatu sudut, melihat ke sekeliling ruangan,
atau melakukan beberapa gerakan tanpa tujuan tertentu. Jenis bermain semacam
ini hanya dilakukan oleh bayi. Jenis bermain ini belum menunjukkan minat anak
pada aktivitas atau objek lainnya. Tahapan bermain ini biasanya hanya dilakukan
oleh bayi.
-
Unlocker
behaviour/ tingkah laku pengamat. Pada tahapan ini, anak melihat atau memperhatikan anak
lain yang sedang bermain. Anak-anak mulai memperhatikan lingkungannya. Di
sinilah anak mulai mengembangkan kemampuannya untuk memahami bahwa dirinya
adalah bagian dari lingkungan. Walaupun anak sudah mulai tertarik dengan
aktivitas lain yang diamatinya, anak belum memutuskan untuk bergabung. Dalam
tahapan ini anak biasanya cenderung mempertimbangkan apakah ia akan bergabung atau tidak.
-
Solitari
play/ bermain soliter. Pada tahapan ini, anak bermain sendiri dan tidak
berhubungan dengan permainan teman-temannya. Anak asyik sendiri dan menikmati
aktivitasnya. Ia tidak memperhatikan hal lain yang terjadi. Untuk anak-anak,
bermain tidak selalu seperti aktivitas bermain yang dipahami oleh orang dewasa.
Ketika ia merasa antusias dan tertarik akan sesuatu, saat itulah anak disebut
bermain, walaupun mungkin anak hanya sekedar menggoyangkan badan, menggerakkan
jari-jarinya, dll. Pada tahapan ini, anak belum menunjukkan antusiasmenya
kepada lingkungan sekitar, khususnya orang lain. Tahapan bermain ini biasanya
dilakukan oleh anak usia bayi sampai umur 2 tahun dan menurun di masa-masa
selanjutnya.
-
Parraley
play/ bermain paralel. Pada tahapan ini, anak bermain terpisah dengan
teman-temannya namun menggunakan jenis mainan yang sama ataupun melakukan
perilaku yang sama dengan temannya. Anak bahkan sudah berada dalam suatu
kelompok walaupun memang tidak ada interaksi di antara mereka. Biasanya mereka
mulai tertarik satu sama lain, namun belum merasa nyaman untuk bermain bersama
sehingga belum ada satu tujuan yang ingin dicapai bersama. Tahapan bermain ini
biasanya dilakukan oleh anak-anak di masa awal sekolah.
-
Associative
play/ bermain asosiatif. Pada tahapan ini, anak terlibat dalam interaksi sosial
dengan sedikit atau bahkan tanpa peraturan. Anak sudah mulai melakukan
interaksi yang intens dan bekerja sama. Sudah ada kesamaan tujuan yang ingin
dicapai bersama namun biasanya belum ada peraturan. Misalnya melakukan anak
melakukan permainan kejar-kejaran, namun seringkali tidak tampak jelas siapa
yang mengejar siapa. Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh sebagian besar
masa anak-anak prasekolah.
-
Cooperative
play/ bermain kooperatif. Pada tahapan ini, anak memiliki interaksi sosial yang
teratur. Kerja sama atau pembagian tugas/peran dalam permainan sudah mulai
diterapkan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Misalnya, bermain
sekolah-sekolahan, membangun rumah-rumahan, dll. Tipe permainan ini yang mendorong timbulnya
kompetisi dan kerja sama anak. Tahapan bermain ini biasanya dilakukan oleh
anak-anak pada masa sekolah dasar, namun dalam sudah dapat dimainkan oleh
anak-anak taman kanak-kanak bentuk sederhana.
2.5 Faktor yang
mempengaruhi perkembangan bermain anak.
Ø Faktor kesehatan. Anak-anak yang memiliki kesehatan yang baik tentu saja memiliki
lebih banyak energi untuk bermain dari pada anak-anak yang kurang sehat dan
sering sakit-sakitan, sehingga anak-anak yang sehat biasanya lebih banyak
menghabiskan waktunya dengan permainan yang membutuhkan energi yang lebih
banyak.
Ø Faktor Intelegensi. Anak-anak yang memiliki kercerdasan biasanya lebih aktif dalam
bermain dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang
kurang. Anak-anak yang cerdas biasanya lebih memilih permainan yang bersifat
intelektual dan merangsang daya fikir mereka, sementara anak-anak yang kurang
cerdas biasanya memilih permainan yang monoton.
Ø Faktor lingkungan. Lingkungan yang menyediakan fasilitas, ruang maupun waktu bermain
bagi anak-anak biasanya merangsang anak-anak untuk banyak bermain. Karena itu
penting bagi orang tua untuk memilih kompleks perumahan yang menyediakan lokasi
permainan umum.
Ø Faktor Jenis kelamin. Biasanya anak-anak perempuan lebih senang melakukan permainan yang
tidak menghabiskan energi yang lebih banyak, seperti bermain boneka,
rumah-rumahan, dan biasanya mereka malas melakukan permainan seperti memanjat,
berlari-lari, atau kegiatan fisik yang lain karena lebih menghabiskan banyak
energi, hal tersebut berbeda dengan anak laki-laki.
Ø Faktor ekonomi. Status ekonomi seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga
berada, yang difasilitasi dengan beragam mainan, berbeda dengan anak yang
tumbuh dalam keluarga dengan status ekonomi yang lebih terbatas.
Ø Alat dan jenis permainan yang cocok: Pilih alat bermain sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak dan Alat
permaianan tidak selalu harus dibeli ditoko dan harus mahal.
Ø Perkembangan motorik, perkembangan motorik anak sangat mempengaruhi permainan anak baik
itu motorik kasar maupun motorik halus. anak yang memiliki perkembangan motorik
yang baik maka anak itu dapat melakukan berbagai macam permainan .
2.5
Prinsip bermain anak usia dini.
Ø Prinsip Produktivitas. Permainan edukatif harus dapat mengembangkan
sikap produktif pada diri anak sebagai pengguna dan pemain dalam permainan itu
sendiri. Harus bersifat mendidik kegiatan yang positif bagi anak.
Ø Prinsip Aktivitas. Permainan edukatif harus mampu mengembangkan
sikap aktif pada anak. Permainan yang digunakan dan dapat diterapkan langsung
dengan anak (siswa terlibat langsung).
Ø Prinsip Efektivitas dan Efisiensi. Prinsip ini menjadi tolak ukur
dari efek permainan edukatif yang digunakan. Permainan yang digunakan bisa
dibuat dari bahan-bahan yang tidak terpakai (daur ulang).
Ø Prinsip Kreativitas. Melalui permainan, diharapkan anak mampu merancang
sesuatu yang baru dan berbeda dan menimbulkan kepuasan pada anak. Permainan
dapat menimbulkan anak secara kreatif dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Ø Prinsip Mendidik dengan Menyenangkan. Permainan edukatif harus
memperhatikan sisi kemampuan anak. Sehingga dapat menghasilkan kegiatan yang
positif dan dapat menyenangkan si anak, agar permainan yang digunakan tidak
bosan.
3.
TEKNOLOGI INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
3.1
Pengertian
Teknologi informasi. Meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi telekomunikasi adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat satu keperangkat yang lainnya. Oleh karena itu,
teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak
terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas
yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan,
pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan
antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan
teknologi komunikasi pada pertengahanabad ke-20. Perpaduan kedua teknologi
tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad
ke-21, TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik
jenuhnya
3.2 Pembelajaran
berbantuan TIK dan Pembelajaran berbasis aneka sumber
Seiring pembelajaran berbantuan TIK tersebut menarik anak untuk
mengikuti suatu kegiatan. Pemanfaatan pembelajaran berbasis TIK tidak sebatas
pada belajar dikomputer namun juga bersumber pada sumber belajar yang lainnya
misal lingkungan sekitar, lingkungan alam dll. Adapun manfaat pembelajaran
berbasis aneka sumber bagi peserta didik adalah menemukan bakat yang terpendam
yang selama ini tak nampak, anak dapat menyeimbangkan antara pengetahuan dan
keterampilan, anak dapat belajar sesuai kondisinya.
Fungsi TIK dalam pembelajaran PAUD ialah sebagai alat sekaligus
bahan untuk menstimulasi dalam pencapaian perkembangan anak. Adapun kelebihan/
manfaatnya ialah sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan dalam meningkatkan
pembelajaran demi mencapai tujuan pendidikan, memberikan rangsangan semangat/
motifasi anak usia dini untuk dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan
sehingga mereka tidak merasa jenuh/bosan dalam belajar. Dan juga untuk
meningkatkan kepuasan siswa, meningkatkan gairah dalam belajar, meningkatkan
kualitas pembelajaran dan pelayanan, memperluas basis siswa, dan mengurangi
biaya operasional.
3.3
Prinsip dan Jenis TIK
Prinsip TIK dalam pembelajaran hendaknya dirancang, direncanakan,
dilaksanakan dan selalu dievaluasi agar benar-benar optimal dalam pembelajaran
PAUD.
Adapun jenis TIK yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran di PAUD
-
Audio.
adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan-pesan dalam bentuk
auditif (Pendengaran), serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti
radio dan kaset. Untuk pendidikan anak usia dini media ini dapat digunakan
untuk memutar sebuah cerita ataupun lagu-lagu untuk anak-anak, melalui media
ini anak diperintahkan untuk menyimak, mendengarkan atau bahkan meniru cerita
atau lagu-lagu yang diputarkan. Manfaat media audio untuk anak usia dini ialah
dapat merangsang perkembangan imajinasi dan perkembangan bahasanya. Oleh
karenanya untuk dapat memanfaatkan media audio dengan baik, media ini harus
dipersiapkan secara maksimal, seperti besar kecilnya volume suara, serta
intonasi-intonasi suara yang diperdengarkan. Intinya adalah seorang anak dapat
menangkap dan memahami suara yang didengarnya, baik itu cerita maupun lagu
anak-anak.
-
Video.
adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Bentuk media visual
ialah media grafis dan media proyeksi. Media grafis adalah media visual yang
mengkomunikasikan antara fakta dan data yang berupa gagasan atau kata-kata
verbal dengan gambar seperti poster, kartun dan komik. Sedangkan media proyeksi
adalah media proyektor yang mempunyai unsur cahaya dan lensa atau cermin,
misalnya OHP, slide, dan film strip. Dibandingkan dengan media audio, media
visual dalam situasi tertentu lebih baik untuk digunakan sebagai media
pembelajaran, khususnya bagi anak usia dini. Dengan menggunakan penglihatannya
seorang anak akan dapat mengetahui persis tentang sesuatu yang dipelajari.
Hanya saja bagi anak yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan media ini
kurang pas untuk diterapkan dalam pembelajaran.
-
Komputer.
Adalah sebuah alat elektronik yang mampu untuk melakukan proses pengolahan data
dalam bentuk teks, suara maupun gambar sehingga dapat menghasilkan output
berupa informasi yang dibutuhkan dan juga dirancang untuk memanipulasi data
dengan cepat, tepat dan akurat.
-
Internet.
ialah jaringan global antar alat elektronik seperti komputer, leptop, ponsel
untuk berkomunikasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya di belahan dunia
(seperti sekolah, universitas, institusi riset, museum, bank, perusahaan
bisnis, perorangan, stasiun TV ataupun radio). Dunia anak adalah dunia yang
paling menyenangkan. Hampir setiap orangtua selalu memberikan yang terbaik bagi
anak-anak mereka, terutama kala mereka masih kanak-kanak karena masa anak-anak
adalah masa yang paling menentukan dalam proses pertumbuhan psikologis mereka
di masa mendatang. Dengan memberikan pendidikan yang tepat kepada anak maka
akan dapat diperoleh landasan yang kuat bagi masa depan anak-anak itu. Media
informasi internet merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk
mendapatkan informasi yang tepat untuk menetapkan pendidikan yang sesuai bagi
anak.
3.4
Perbandingan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran
berbasis TIK
Kelemahan
|
|
Pembelajaran
konvensional
|
Pembelajaran
berbasis TIK
|
- Kurang bisa mengakomodasi/
memfasilitasi kecepatan belajar siswa
|
- Mahal dalam penyiapan infra
struktur/prasarana
- Sambungan jaringan
|
Kelebihan
|
|
- Murah
- Mudah dilaksanakan
- Interaksi antara guru dan siswa
lebih cepat
|
- Bisa memvisualisasikan peristiwa
yang berbahaya dan sulit dipraktekkan
- Fleksibel/ tidak terbatas ruang
dan waktu
|
4.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan
menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam
beberapa periode atau siklus.
PTK memiliki karakteristik
tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian lainnya. Diantaranya :
1.
PTK adalah suatu penelitian tentang situasi
kelas yang dilakukan secara sistematik, dengan mengikuti prosedur atau
langkah-langkah tertentu.
2.
Kegiatan tersebut didorong oleh permasalahan
dalam kelas yang dihayati oleh guru dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai
orang yang berupaya membelajarkan siswa.
3.
Tujuannya adalah untuk memecahkan masalah yang
timbul dalam kelas dan/atau meningkatkan kualitas situasi kelas tersebut,
termasuk praktek-praktek yang ada di dalamnya.
4.
Upaya pemecahan masalah dan/atau peningkatan
kualitas tersebut dapat dilakukan oleh satu orang, yaitu guru kelas itu
sendiri. Namun, upaya tersebut akan lebih berhasil guna apabila dilakukan
secara kolaboratif oleh suatu tim yang anggota-anggotanya terdiri atas
orang-orang dari dalam sekolah itu, atau secara bersama-sama antara orang-orang
dari sekolah tersebut dengan pihak luar.
5.
Ukuran keberhasilan PTK didasarkan pada
kemanfaatannya memecahkan masalah yang timbul di dalam kelas dan/atau meningkatkan
kualitas sistem dalam kelas itu serta praktek-praktek yang ada didalamnya.
6.
Kredibilitas ‘teori’ atau ‘hipotesis’ ditentukan
oleh kemanfaatannya dalam memecahkan persoalan praktis. Oleh karena itu
validitasnya diuji melalui praktek di lapangan, tidak melalui uji kebenaran
ilmiah.
Berikut tabel perbedaan PTK dengan penelitian lainnya :
NO
|
ASPEK
|
PTK
|
Penelitian non PTK
|
1
|
Peneliti
|
Guru
|
Orang luar
|
2
|
Rencana penelitian dan proses pengumpulan data
|
Oleh guru (mungkin dibantu orang luar)
|
Oleh peneliti
|
3
|
Munculnya masalah
|
Dirasakan oleh guru (mungkin dengan dorongan orang
luar)
|
Dirasakan oleh orang luar
|
4
|
Ciri utama
|
Ada tindakan untuk perbaikan yang berulang (siklus)
|
Belum tentu ada
|
5
|
Peran guru
|
Sebagai guru dan peneliti
|
Sebagai guru (objek penelitian)
|
6
|
Hasil penelitian
|
Langsung dimanfaatkan oleh guru dan dirasakan oleh
kelas
|
Menjadi milik peneliti belum tentu dimanfaatkan oleh
guru
|
Dilaksanakannya PTK bertujuan sebagai : 1) Pemecah permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dan
siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan
budaya akademik dikalangan para guru. 2) Peningkatan kualitas praktik
pembelajaran di kelas secara terus menerus mengingat masyarakat berkembang
secara cepat. 3) Peningkatan relevansi pendidikan,
hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran 4) Sebagai alat training in-service,yang memperlengkapi guru dengan skill dan
metode baru, mempertajam kekuatan analisisnya dan mempertinggi kesadaran
dirinya. 5) Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif
terhadap system pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat
inovasi dan perubahan. 6) Peningkatan hasil mutu pendidikan melalui perbaikan
praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan
dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ada beberapa prinsip yang mendasari penelitian tindakan
kelas yaitu :a) Tugas utama guru adalah mengajar, dan apapun model PTK yang diterapkannya
sebaiknya tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar. b) Metode pengumpulan
data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru, sehingga
berpeluang mengganggu proses pembelajaran. c) Metodologi yang digunakan harus
cukup reliabel, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasikan serta merumuskan
hipotesis secara cukup meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat ditetapkan
pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk
menjawab hipotesis yang digunakannya. d) Masalah penilitian yang diambil oleh
guru hendaknya masalah yang cukup merisaukannya dan bertolak dari tanggungjawab
profesionalnya, guru sendiri mmemiliki komitmen terhadap pemecahannya. e) Dalam
penyelenggaraan PTK, guru haruslah bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi
terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. f) Meskipun kelas
merupakan cakupan tanggungjawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan PTK
sejauh mungkin harus digunakan Classroom Exceeding Perspective, dalam
arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam perspektif sekolah secara
keseluruhan (skala makro).
Langkah-langkah penelitian kelas
1.
Plan/perencanaan. Dengan perencanaan yang
baik, guru pelaksana PTK akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan
mendorong guru untuk bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari
perencanaan, guru sebagai peneliti harus berkolaborasi (bekerja sama) dan
berdiskusi dengan sejawat untuk membangun kriteria dan kesamaan bahasa dan
persepsi dalam merancang tindakan perbaikan. Tahapan yang dilaksaksanakan pada
tahap perencanaan meliputi Identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan
masalah serta tujuan, dan formulasi tindakan dalam bentuk hipotesis tindakan.
2.
Action/tindakan. Jika semua perencanaan
tindakan telah disiapkan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan skenario
tindakan perbaikan yang telah direncanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan
pelaksanakan tindakan dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan dan pada saat
yang bersamaan kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga diikuti
dengan kegiatan observasi.
3.
Observation/pengamatan. Pengamatan ini
berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang
diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar
dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat
menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu
dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan,
lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.
Observasi dapat dilakukan secara terbuka dan
tertutup. Pada observasi terbuka, pengamat tidak menggunakan lembar observasi,
melainkan hanya menyiapkan kertas kosong untuk merekam kegiatan pembelajaran
yang diamati. Pada observasi tertutup, pengamat telah menyiapkan dan
menggunakan lembar observasi untuk merekam aktivitas pembelajaran yang diamati.
4. Reflection/ refleksi. Refleksi
disini meliputi kegiatan: analisis, sistesis, penafsiran (penginterprestasian),
menjelaskan serta menyimpulkan dan tindak lanjut. Hasil dari refleksi adalah
diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan
dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru dalam menyusun
proposal adalah :
Pertama adalah menyusun judul, kalimat
judul harus mengandung setidaknya 3 aspek, yakni masalah yang dipecahkan, cara
mengatasi atau rencana tindakan, dan sasaran atau subyek penelitian.
Kedua menyusun latar belakang, latar
belakang umumnya berisikan uraian, antara lain tentang:
-
Kondisi ideal dan kondisi riil pendidikan
atau pembelajaran yang saat ini berkembang di sekolah.
-
Permasalahan-permasalahan pembelajaran yang
muncul atau ditemukan, beserta uraian tentang kemungkinan-kemungkinan
penyebabnya.
-
Dampaknya jika masalah pembelajaran tersebut
tidak segera diatasi.
Ketiga menyusun rumusan masalah, rumusan
masalah ditulis berdasarkan rumusan kalimat masalah yang telah dibuat.
Keempat menyusun tujuan penelitian,
tujuan penelitian disesuaikan dengan rumusan masalahnya.
Kelima menyusun manfaat PTK, manfaat PTK
dapat dikaitkan dengan manfaat bagi anak, bagi guru sendiri dan guru-guru yang
lain, dan bagi peningkatan kualitas pembelajaran dan pendidikan secara umum.
Keenam menyusun kajian pustaka, Untuk
menulis atau menyusun kajian pustaka guru perlu membaca beberapa buku sumber
atau artikel yang terkait dengan topik dan permasalahan PTK. Kajian pustka
sebaiknya dari sumber yang terkini kira-kira 10 tahun terakhir.
Ketujuh menyusun metode penelitian,
metode penelitian berisi deskripsi tentang :
-
Subyek Penelitian
-
Lokasi Penlitian dan Jadwal Pelaksanaan
-
Data dan Sumber Data
-
Instrumen Penelitian
-
Teknik Analisis Data
-
Tahap-tahap Penelitian (Siklus I, Siklus II
(dilakukan sesuai hasil refleksi Siklus I))
-
Perkiraan Biaya Penelitian (jika digunakan
untuk mengusulkan dana ke sponsor)
-
Personalia Penelitian
Kedepalan jadwal penelitian, jadwal
penelitiannya disusun dalam bentuk diagram
Kesembilan daftar rujukan/pustaka, penulisan daftar pustaka sesuai ketentuan.
Kesembilan daftar rujukan/pustaka, penulisan daftar pustaka sesuai ketentuan.
Kesepuluh lampiran-lampiran
terdiri atas instrumen penelitian, data penting dan daftar riwayat hidup.
Praktik pelaporan atau peyusunan laporan PTK perlu mengikuti sistematika
laporan pada umumnya yang dalam garis besarnya dapat di bagi kedalam tiga
bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian penutup.
1.
Bagian Awal laporan PTK
berisi tentang halaman sampul, halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar table.
-
Halaman Judul. Singkat
padat (maksimal 22 kata); spesifik; dan cukup jelas; dan cukup jelas
menggambarkan masalah yang akan di teliti, tindakan untuk mengatasinya, hasil
yang di harapkan dan tempat penelitian.
-
Halaman Pengesahan.
ditanda tangani oleh ketua peneliti, kepala sekolah, dan pembimbing atau
pendamping (jika ada), sebagai keterangan bahwa laporan PTK yang bersangkutan
telah memenuhi persyaratan.
-
Abstrak. merupakan
kepadatan (sari) dari hasil penelitian yang memuat latar belakang, tujuan
penelitian, metode, hasil penelitian, dan kesimpulan yang ditik satu spasi, dan
di rumuskan dalam satu paragraf dengan jumlah kata kurang lebih 200 kata atau
sebanyak satu halaman.
-
Kata Pengantar.
Menjelaskan asal-usul mengapa masalah PTK ini di angkat sebagai topik
penelitian, faktor-faktor lingkungan yang memberi arti pentingnya penelitian,
kedudukan PTK dalam pemecahan masalah pembelajaran, serta secerah harapan
kepada pihak-pihak yang membaca laporan penelitian.
-
Daftar Isi
-
Daftar Gambar
-
Daftar Lampiran
-
Daftar Tabel
2.
Bagian Isi. memuat lima
bab penting, yakni pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan, serta simpulan dan saran.
-
BAB I PENDAHULUAN
ü Latar Belakang. Uraian secara lugas masalah yang ingin ditanggulangi,
penyebab timbulnya masalah tersebut, dan tingkat masalah yang ingin
ditanggulangi oleh peneliti. Dalam latar belakang ini juga perlu di kemukakan
bahwa masalah yang di teliti benar-benar nyata dan berada dalam kewenangan
guru, serta ditunjang oleh teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu.
ü Identifikasi dan pembatasan masalah, identifikasi masalah adalah pengenalan
masalah atau inventarisir masalah. Identifikasi masalah adalah salah satu
proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain.
Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah
penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat
pengamatan lapangan(observasi, survey, dsb). Dari berbagai masalah selanjutnya
diadakan pembatasan masalah, mana saja yang menjadi perhatian dalam PTK.
ü Tujuan Penelitian. yang akan dicapai (umum dan khusus) dirumuskan dengan
jelas sesuai masalah yang dikemukakan sehingga menunjukkan tingkat efektifitas
(atau in-efektifitas) dari suatu perlakuan tertentu sehingga menjadi input atau
informasi yang berharga untuk memperbaiki aturan atau praktik pembelajaran.
ü Manfaat Penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas, Guru atau peneliti
secara tidak langsung akan mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran yang
serasi dengan teori yang mendasari tindakan. Rumuskan manfaat
perangkat-perangkat pembelajaran tersebut kaitannya dengan upaya melakukan
perbaikan pembelajaran. Di samping itu, Guru atau peneliti akan berhasil
mengeksplorasi atau mengungkap temuan data atau fakta empiris. Lakukan prediksi
terhadap data atau fakta empiris tersebut dan rumuskan manfaatnya. Semua
manfaat yang dirumuskan tersebut dispesifikasi untuk anak, guru, peneliti,
sekolah, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
ü Pertanyaan Penelitian. Berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai dan sejalan
dengan tujuan penelitian yang di cari jawabannya dalam penelitian
ü Hipotesis Tindakan. Berisi jawaban sementara dari masalah yang dihadapi,
sebagai alternative tidakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan
masalah yang dipilih melalui PTK.
ü Sistematika Penulisan. Berisi tentang penjelasan sistematika laporan hasil
penelitian tindakan kelas, terutama yang berkaitan dengan isi bab I.
pendahuluan sampai bab V. simpulan dan saran.
-
BAB II KAJIAN PUSTAKA.
Membahas kajian teoritis dan empiris yang dilaporkan
dalam jurnal, majalah, situs internet, buku teks atau laporan penelitian
tedahulu, sejalan dengan rumusan dan hipotesis tindakan.
-
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
Menguraikan langkah-langkah penelitian yang akan di
lakukan secara rinci, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,
evaluasi refleksi yang bersifat siklus.
-
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
Mengolah data lapangan sesuai dengan yang dituntut
oleh penelitian, sehingga terbuka kesempatan untuk menarik pengertian dan
penafsiran secara tepat dan signifikan. Hasil penelitian di sajikan dalam
bentuk siklus yang di laksanakan dalm PTK dan setiap siklus dilaporkan secara
lengkap, mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan.
-
BAB V SIMPULAN dan
SARAN
Merumuskan secara ringkas jawaban atas masalah dan
hipotesis yang di teliti, serta tindakan yang dilakukan untuk memecahkan
masalah sesuai dengan siklus yang dikembangkan.
3. Bagian penutup laporan PTK berisi tentang daftar rujukan dan
lampiran-lampiran.
-
Daftar Pustaka yang
dicantuman hanya buku teks, jurnal, majalah, atau artikel yang benar-benar di
jadikan rujukan, dan disusun secara alfabetis.
Semua pustaka yang dirujuk guna mendukung penelitian yang dilaksanakan
harus dituliskan pada bagian ini. Daftar pustaka ditulis secara konsisten
mengikuti urutan abjad dan mengikuti aturan tertentu, misalnya American
Psychology Association (APA).
Ø Untuk buku teks : Nama penulis (dibalik), judul buku (tulis miring), kota
penerbit : Nama Penerbit.
Ø Jika sumber bacaan (buku atau lainnya) tidak ada nama penulis, maka nama
penulis diganti dengan “Anonim”.
Ø Untuk jurnal / majalah : nama Penulis, Tahun, Judul Tulisan, Nama jurnal /
majalah (huruf miring), No., Volume.
Ø Hasil Penilitian / Laporan Penelitian : Nama Peneliti, Tahun, Judul
penelitian, jenis penelitian, Sponsor/Sumber. Dana, Kota.
-
Lampiran
Melampirkan biodata penulis dan data penunjang hasil penelitian.
Melampirkan biodata penulis dan data penunjang hasil penelitian.
B.
DESKRIPSIKAN/URAIKAN KEMAJUAN YANG DIPEROLEH SELAMA PEMBEKALAN
1.
MATERI
YANG SUDAH DIPAHAMI/KUASAI
Materi
yang menurut saya sudah dipahami ialah tentang jenis-jenis TIK dalam teknologi
informasi dan komunikasi.
Adapun
jenis TIK diantaranya :
1)
Audio (Pendengaran). suara atau bunyi yang dihasilkan oleh getaran suatu benda.
Proses
komunikasi pembelajaran dengan menggunakan media audio tidak lepas dari
pembahasan aspek pendengaran. Mendengarkan sesungguhnya suatu proses rumit yang
melibatkan empat unsur: (1) mendengar, (2) memperhatikan, (3) memahami,
dan (4) mengingat. Jadi definisi mendengarkan adalah” Proses selektif untuk
memperhatikan, mendengar, memahami, dan mengingat simbol-simbol pendengaran”.
2) Visual
(penglihatan). Menurut wikipedia Komunikasi visual (komunikasi
melalui penglihatan) adalah sebuah rangkaian proses penyampaian informasi atau
pesan kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca
oleh indera penglihatan. Seperti buku dan modul, komik, majalah dan jurnal,
poster.
3) Audio
visual. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang
lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual
(melihat). seperti film gerak, video, televisi
4) Komputer.
5) Internet.
Salah
satu jenis TIK tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media dalam pembelajaran di
PAUD. Untuk menyediakan TIK dalam PAUD, perlunya memperhatikan kesehatan dan
keselamatan anak. TIK yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan anak. Didalam sumber belajar telah dijelaskan dengan
detail tentang materi jenis-jenis TIK. Sehingga membuat pembaca mudah dalam
memahaminya.
2.
MATERI
YANG BELUM DAPAT DIPAHAMI/KUASAI
a.
Materi
yang belum dapat saya pahami menurut saya ialah terletak pada seni musik dalam
bidang pengembangan seni.
Pada
dasarnya anak usia dini sangat menyukai musik. sekedar mendengarkan atau
memainkan. Kesenangan semakin terlihat apabila anak terlibat didalamnya. Pada
umumnya anak yang baru masuk taman kanak-kanak yang masih merasa malu dengan
terlibat dalam acara musik meskipun di sekolah sedang diadakan senam irama.
Sering sekali para guru tidak mengerti akan istilah musik seperti melodi dan
harmoni, ritme, timbre, dinamika dan sebagainya sehingga merasa kesulitan untuk
mempelajarinya. Jadi musik itu hanya bisa di dengarkan, dimainkan dalam suatu
permainan dan dinyanyikan lagu kesukaan karena keterbatasan dalam mengenal
musik secara lebih.
b.
Materi yang sulit dipahami menurut saya
terletak pada materi menganalisis data dalam langkah-langkah PTK.
Materi menganalisis data tersebut kurang
dijelaskan bagaimana cara menganalisis data kualitatif maupun kuantitatif
secara lebih detail. Menganalisis data merupakan upaya mengolah data menjadi
sebuah informasi, sehingga sangat bermanfaat untuk menjawab masalah yang
berkaitan dengan penelitian. Adapun tujuan dari analisis data ialah untuk mendeskripsikan data sehingga bisa di pahami, dan untuk
membuat kesimpulan atau menarik kesimpulan. Analisis data terhadap data yang
berhasil dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian tindakan dapat dilakukan
sepanjang proses penelitian, tetapi perlu dihindari analisis data yang terlalu
dini. Hal ini dilakukan untuk menghindari
penarikan kesimpulan yang dilakukan secara tergesa-gesa.
Analisis data sangat penting dalam sebuah penelitian.
Jika sebuah penelitian tanpa analisis data maka penelitian tersebut tidak akan
bisa menarik kesimpulan dan dinyatakan gagal dalam melakukan penelitian.
Pentingnya memahami analisis data dalam materi PTK ini, sehingga penjelasan
mengenai analisis data diharapkan lebih detail lagi demi pemahaman tentang
materi analisis data.
C.
MATERI ESENSIAL YANG TIDAK ADA DALAM SUMBER BELAJAR
a.
Menurut
saya materi esensial yang tidak ada dalam sumber belajar ialah seni drama.
Pengertian seni drama atau seni peran adalah mengekspresikan cerita melalui
aksi dan dialog. Aksi bisa berupa gerakan badan anak yang bisa
mengkomunikasikan pesan. Tujuan bermain drama adalah untuk memahami dan
memanage perasaan diri, memahami dan merespon perasaan orang lain, menempatkan
diri dalam peran dan situasi tertentu serta mengekspresikan kata-kata. Dari
pengertian tersebut diharapkan materi tentang seni drama di cantumkan dalam
sumber belajar ini demi kemajuan pendidikan anak usia dini.
b. Menurut saya materi esensial yang tidak ada dalam sumber belajar
ialah tentang model penelitian tindakan kelas.
Model Kemmis &
Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt Lewin,
hanya saja komponen acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena
keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang
sama.
Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang
dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang
merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Pola dasar
model PTK menurut Kemmis & Taggart ditunjukan pada gambar berikut :
Demi dapat tercapainya pembuatan ptk secara lebih baik lagi. Maka materi
ini di anggap penting dan harus ada didalam sumber belajar ini.
D.
MATERI YANG TIDAK ESENSIAL NAMUN ADA DALAM SUMBER BELAJAR
Materi
yang tidak esensial namun ada dalam sumber belajar ini menurut saya tidak ada.
Dari keseluruhan materi yang ada di dalam sumber belajar ini mulai dari materi
tentang bidang pengembangan PAUD sampai dengan materi tentang penelitian
tindakan kelas. Secara keseluruhan materi tersebut sangatlah penting di
pelajari untuk kemajuan pendidikan anak usia dini. Bahkan seorang guru harus
mempelajari suatu yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini baik yang ada
dalam sumber belajar ataupun tidak ada dalam sumber belajar ini demi mencetak
generasi yang lebih baik lagi. Jadi secara keseluruhan materi yang ada dalam
sumber belajar ini adalah esensial.
E.
KEMAJUAN DALAM MENYELESAIKAN LATIHAN SOAL URAIAN
1.
SOAL URAIAN YANG DAPAT ANDA SELESAIKAN SENDIRI TANPA BANTUAN MENTOR
soal
uraian yang dapat saya selesaikan sendiri tanpa bantuan mentor adalah tentang
bermain dan permainan sebagai berikut :
1.
Sebelum dan sesudah pelajaran, Bu Atik selalu
mengajak anak-anak untuk memeriksa kebersihan kelasnya bersama anak-anak. Di
dinding juga ditulisi slogan yang berbunyi ”kebersihan bagian dari iman”.
Tetapi hal itu ternyata mendapat penolakan dari orang tua dengan alasan anaknya
masih terlalu dini untuk diajak membersihkan kelas. Bagaimanakah upaya Anda
agar anak tidak mengalami kebimbangan dalam menentukan sikap tersebut?
Jawab : Definisi sehat menurut UU Tahun 1980 tentang Pokok-Pokok
Kesehatan, sehat adalah sehat badan, rohani (mental), dan social, bukan hanya
sebatas dari penyakit-penyakit, cacat, dan kelemahan. Menjaga kebersihan sama
halnya dengan menjaga kesehatan. langkah pertama yang harus diambil guru ialah
mengidentifikasi orang tua dan anak didik, kemudian memberikan penjelasan dan
pengertian kepada orangtua tentang perlunya menanamkan kebiasaan menjaga
kebersihan sejak dini. Kedua Melatih anak untuk mengerjakan hal sederhana dan
tidak selalu menuruti kemauan anak dan orang tua. Ketiga membiasakan anak
melakukan hal yang sederhana dan bermanfaat untuk masa depannya kelak.
2.
Setelah mengamati beberapa gambar anak-anak
kelompok A TK Irama, Bu Rini menemukan gambar rumah lengkap dengan halaman
depan dan halaman belakangnya. Hanya saja anak-anak menggambar halaman belakang
rumah, sepeda, burung dan awan di atas atap.
Bu Rini kemudian berkomentar bahwa anak-anak harus menggambar secara
realistis.
a. Bagaimana pendapat Anda tentang gambar tersebut?
Jawab : gambar yang ditemukan bu rini merupakan gambar yang paling baik.
Dikarenakan pada anak usia 4-5 tahun (kelompok A) seni menggambar masuk pada
tahap pra bagan yakni sebelum bentuk dasar suatu obyek.
b. Apakah cara menyikapi gambar tersebut sesuai dengan tahap perkembangan
anak?
Jawab : tidak. Dikarenakan usianya belum cukup untuk menggambar secara
realistis. Anak usia 4-5 tahun kemampuan menggambarnya pada tahap pra bagan.
Jadi menurut saya cara bu rini menyikapi gambar tidak sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
3.
Buatlah
sebuah permainan yang dapat membantu anak untuk mengembangkan kemampuan
berbahasa reseptif dan ekspresif secara terpadu!
Jawab : bermain peran. Guru dan murid. Alat yang digunakan : peralatan
belajar. Cara bermain : ajak beberapa anak untuk memainkan peran menjadi guru
dan yang lain menjadi murid. Guru tugasnya mengajar, sedangkan murid tugasnya
belajar. Biarkan anak yang bertugas sebagai guru dan murid tadi berkomunikasi
layaknya guru dan murid sungguhan.
4.
Buatlah
minimal 2 contoh kegiatan yang dapat memfasilitasi anak untuk mengembangkan
sikap simpati dan empati pada anak TK!
Jawab : 1) menjenguk orang sakit. Dalam kegiatan ini akan mengembangkan
rasa kepedulian terhadap sesama sehingga anak mampu mengolah perasaan dan
ketegasan secara berimbang. 2) membantu orang yang tertimpa musibah. Diharapkan
timbulnya kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Sikap ini akan
membuat anak memahami sebuah perasaan dengan tulus dan tepat untuk
mengaplikasikan perasaan tersebut
5.
Analisis
sebuah permainan tradisional di daerah anda yang dapat mengembangkan berbagai
aspek perkembangan anak. Identifikasi jenis aktivitas yang relevan untuk
pengembangan kemampuan nilai agama dan moral, sosial-emosional, bahasa,
kognitif, fisik motorik dan seni.
Jawab : jek-jekan kelompok B.
Cara bermaian : terdiri dari dua tim. Masing-masing tim mencari
tempat untuk dijadikan markas misal tiang atau batang pohon. Untuk memenangkan permainan ini biasanya dengan dua cara. Pertama, adu
cepat mengambil alih markas pihak lawan. Caranya dengan menyentuh markas lawan
sembari menyerukan “jeeek!”. Atau kedua, menahan seluruh anggota tim lawan
dengan jalan menyentuh anggota tubuh mereka. Biasanya anak yang paling dekat
waktunya kala menyentuh markasnya sendiri berhak menjadi penawan. Ia bisa
mengejar tim lawan, menyentuh, lalu menggiring si tahanan dan menempatkan
mereka disekitar markasnya. Tahanan bisa bebas apabila salah seorang rekannya
bisa menyentuh anggota tubuh si tertahan, misal tangannya. Oleh karena itu
biasanya si tertahan akan berdiri sambil menjulurkan tangan agar mudah
tersentuh oleh rekan yang hendak menyelamatkan dirinya.
Analisis : Dilihat dari aspek fisik, jek-jekan dapat
mengembangkan kecerdasan kinestetik anak karena dalam permainan ini terdapat gerakan motorik (berlari). Anak juga
dilatih bersikap cekatan, berkonsentrasi, dan melihat peluang degan cepat untuk
mengambil keputusan terbaik agar bisa menahan lawan atau mengelabuhi lawan.
Selain itu, jek-jekan juga mengembangkan kecerdasan spasial anak karena permainan ini mendorong anak untuk mengenal konsep ruang yaitu saat menjaga markas. Permainan
jek-jekan juga bisa mengembangkan kecerdasan emosi dan kecerdasan sosial
karena permainan ini dilakukan secara berkelompok. Dengan berkelompok, anak akan mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap
orang lain, merasa nyaman dan terbiasa berada dalam kelompok serta
mengajarkan kebersamaan. Melalui kecerdasan
moral anak di tuntut untuk bermain secara jujur, penolong dan sportif
sehingga terjalin kekompakan dalam tim. Dalam bidang pengembangan kognitif
adalah anak harus bisa menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan
masalah. Menyusun cara agar dapat memenangkan permainan. Agar dapat memenangkan
permainan diperlukan taktik jitu dan didukung oleh kecepatan lari yang
diandalkan. Dalam bidang pengembangan bahasa anak diminta untuk
memahami aturan yang berlaku dalam suatu permainan. Karena permainan ini
melibatkan beberapa anak, maka anak harus betul-betul memahami aturan dalam
permainan. Bidang pengembangan seni adalah anak bermain drama
sederhana. Ada yang berperan sebagai penyerang, pengganggu, penjaga bahkan
mata-mata.
Kelemahan dari permainan ini adalah adanya resiko untuk terjatuh
dan mengalami cidera.
2.
SOAL URAIAN YANG DAPAT ANDA SELESAIKAN SETELAH MENDAPAT BANTUAN
MENTOR
Mentor
menyemangati dalam mengerjakan soal uraian tentang penelitian tindakan kelas
sebagai berikut :
Kasus
pembelajaran
Bu Devi ialah
guru kelompok A TK Cempaka Malang. Dalam keseharian anak-anak kelompok A
menunjukkan hal-hal berikut. Dari 20 anak di kelompok A, hanya 5 anak yang
mampu memilih kegiatannya sendiri. 10 anak di antaranya belum mampu
menyelesaikan tugas-tugasnya sampai selesai, dan hanya 7 anak yang mampu
menyelesaikan tugasnya secara mandiri. Di samping itu 4 anak sering mengganggu temannya yang sedang
mengerjakan tugas. Setelah diselidiki, ternyata
kegiatan pembelajaran yang dilakukan Bu Devi bersifat rutin, yaitu
selain bercerita, anak-anak mengerjakan LKS yang sudah dibagikan pada awal tahun ajaran baru. Untuk
memperbaiki situasi tersebut, Bu Devi mendiskusikannya dengan Kepala TK.
Setelah mengkaji beberapa literatur
tentang karakteristik perkembangan anak dan strategi pembelajaran di TK,
akhirnya Bu Devi memilih metode proyek.
Pertanyaan:
1.
Bantulah
Bu Devi untuk menemukan akar permasalahan yang dihadapinya di kelompok A
tersebut.
Jawab.
Berdasarkan
kasus tersebut dapat diidentifikasi bahwa akar permasalahan yang terjadi adalah
bahwa kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar anak tersebut masih
rendah. Rendahnya kualitas pembelajaran tersebut tampak pada materi yang
disampaikan masih monoton dan juga cara penyampaian materi masih satu arah.
Sedangkan pada alat peraga yang digunakan kurang menarik perhatian. Bahkan yang
terjadi di dalam kelas adalah suasana pembelajaran yang membosankan dan kelas
tidak tertib dikarenakan belum maksimal dalam penguasaan kelas. Sementara
dilihat dari hasil belajar menunjukkan bahwa anak belum mampu dalam memilih
kegiatannya sendiri, belum mampu mengerjakan tugasnya sampai selesai, belum
mandiri dalam menyelesaikan tugas dan sering menganggu temannya yang sedang
menyelesaikan tugas.
2.
Identifikasi
faktor-faktor penyebab mengapa permasalahan itu terjadi!
Jawab.
- Pembelajaran yang dilakukan bersifat rutin dan monoton
- Pembelajaran cenderung pasif dengan menggunakan LKS
3.
Jika
Bu Devi ingin melakukan penelitian tindakan kelas, bantulah Ia merumuskan judul
penelitian tindakan kelas tersebut!
Jawab.
Upaya
meningkatkan kemandirian anak dalam menyelesaikan tugas melalui metode proyek
pada kelompok A TK Cempaka Malang.
4.
Buatlah
peta konsep teori yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bu Devi.
Jawab.
a. Kemandirian anak
- Pengertian kemandirian
a.
Masrun
(1986)
b.
Bandura
c.
Chabib
toha (1993)
d.
Kartini
kartono (1985)
- Faktor yang mempengaruhi kemandirian
a.
Schaefer
(1996)
b.
Bigner
c.
Masrun
dkk (1986)
- Upaya menumbuhkan kemandirian
a.
Schaefer
(1996)
b.
Rheingold
dan eckermen
- Manfaat kemandirian
a.
lamman
b. Metode proyek
- Pengertian metode proyek
a.
Heizer
dan render (2006)
b.
Schwalbe
c.
John
dewey
d.
Nurhayatii
(2010)
- Langkah-langkah pembelajaran metode proyek
a.
Ahmadi
(1997)
- Manfaat metode proyek
a.
larson
b.
Johnson
& johnson (1989)
c.
Vygotsky
(1978)
d.
Davidov
(1995)
3.
SOAL URAIAN YANG MASIH BELUM DAPAT SAYA SELESAIKAN DENGAN BAIK ATAU
BELUM SEMPAT DILAKUKAN PEMBIMBINGAN DENGAN MENTOR
Soal
uraian berikut yang belum saya selesaikan dengan baik.
1.
Jelaskan
keterkaitan antara konsep belajar dan bermain dalam perspektif pendidikan anak
usia dini!
Jawab.
Menurut dewey, pengalaman dalam belajar tampak ketika
anak memiliki kesempatan
untuk beraktivitas fisik yang menggerakan mereka untuk bermain, berangkat ke
sekolah dengan senang hati, bebas mengatur dan mempelajari sesuatu dengan
mudah. Belajar adalah
sesuatu yang serius dan bermain adalah sebaliknya. Meskipun demikian sebenarnya
, konsep belajar dan bermain tidak perlu dipertentangkan karena bagi anak
belajar dapat dilakukan dengan bermain. Belajar tidak selamanya dalam bentu
situasi yang serius dan tegang, tapi justru bisa dikemas dalam bentuk permainan
yang menyenangkan. Dengan demikian proses belajar mengajar akan berjalan dengan
menyenangkan dan terbebas dari rasa stres. Baik guru maupun anak akan menikmati
suasana permainan tapi tetap tidak lepas dari esensi pembelajaran. Bermain
merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk
bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan mengenai benda
disekitarnya. Bermain disebutkan dalam kurikulum merupakan pendekatan dalam
melaksankan kegiatan pembelajaran anak usia dini. Upaya pendidikan yang
diberikan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dan
menggunakan strategi metode, materi dan bahan media yang menarik serta mudah
diikuti oleh anak.
2.
Pembelajaran
untuk anak usia dini dilaksanakan melalui aktivitas bermain. Jelaskan peran
bermain dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jawab.
Bermain
merupakan aktifitas yang akan membuat hati anak menjadi senang, nyaman, ceria
dan semangat. Melalui permainan anak dapat menjelajahi lingkungannya dan
mempelajari objek disekitar dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya.
Struktur kognitif anak perlu dilatih, dan permainan merupakan setting yang
sempurna bagi latihan ini. Fungsi fungsional permainan dapat meningkatkan
perkembangan sosial anak. Khususnya dalam permainan fantasi dengan memamerkan
suatu peran, anak belajar memahami orang lain dalam peran-peran yang akan ia
mainkan dikemudian hari setelah tumbuh menjadi orang dewasa. Fungsi emosi
permainan memungkinkan anak untuk memecahkan sebagian masalah emosionalnya,
belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin. Permainan memungkinkan anak
melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan-perasaan yang
terpendam.
3.
Buatlah
sebuah permainan yang sesuai untuk anak usia 4-5 tahun, yang dapat digunakan
untuk memfasilitasi perkembangan kreativitas anak! Rancangan permainan
hendaknya memuat unsur berikut ini.
a.
Judul
permainan : puzle geometri
b.
Tujuan
permainan : dapat memecahkan masalah sederhana, dapat mengembangkan koordinasi
mata dengan tangan, dapat mengembangkan keterampilan motorik anak, dapat
mengembangkan keterampilan kognitif, dan dapat melatih kesabaran.
c.
Alat/bahan
yang digunakan : kertas berbentuk geometri yang terpotong menjadi beberapa
bagian dengan berbagai warna
d.
Langkah-langkah
permainan : anak mengambil potongan kertas yang telah di acak kemudian menyusun
potongan kertas menjadi bentuk gambar yang utuh
e.
Aturan
permainan : menyusun potongan kertas secara benar dan tepat
f.
Kriteria
keberhasilan permainan : anak usia 4-5 tahun baru mengenal bentuk-bentuk
geometri sehingga diharapkan tidak menemukan kesulitan dalam bermain,
sebaliknya diharapkan menemukan keceriaan dalam bermain.
Soal uraian berbasis kasus.
1.
Dalam
menjelaskan berbagai suara hewan bu Guru memiliki keterbatasan untuk menirukan
beberapa suara hewan. Kemudian bu Guru bermaksud menggunakan bahan audio berupa
rekaman suara-suara hewan yang diunduh melalui media internet, namun bahan yang
diperoleh berupa audio visual. Uraikan tindakan apa yang harus dilakukan bu
Guru, dan alternative yang dapat dilakukan..!!
Jawab.
-
Dari
soal di atas sepertinya bu guru sangat mengenal teknologi internet dari caranya
mengunduh. Sehingga bu guru juga bisa menggunakan alat aplikasi pengubah berkas
video menjadi audio jika menginginkan suara hewan berbentuk audio. Hp ataupun
sound sistem bisa digunakan untuk memutarnya.
-
Apabila
memiliki sarana dalam menampilkan video, mungkin sebaiknya disajikan saja dalam
bentuk video sehingga anak akan lebih cepat belajar tentang hewan yang memiliki
suara tersebut. Disamping itu anak akan merasa senang jika dapat langsung
melihat sekaligus mendengar dari berbagai suara yang dimiliki hewan.
2.
Penjelasan
bahan pembelajaran berupa objek bergerak dan besar seperti perjalanan mengikuti
kapal dapat dilakukan guru dengan menggunakan TIK yang berupa gambar animasi.
Coba bantulah Guru untuk menentukan objek bahan kajian belajar untuk PAUD
melalui gambar animasi tersebut…!!
Jawab.
Dalam
menentukan objek bahan kajian untuk belajar berupa animasi, yang perlu
dilakukan pertama ialah mempersiapkan alat pembuat animasi yakni komputer.
Kemudian menentukan gambar sesuai tema yang akan yang digunakan misalnya gambar
kapal laut sedang bergerak. Jadi yang harus disiapkan ialah beberapa gambar
kapal laut lengkap dengan ombaknya dari yang berukuran kecil hingga yang besar.
Buka program power point pada komputer, lalu masukkan gambar tersebut di
beberapa lembar kerja yang diinginkan. Kemudian putar menggunakan slide. Bisa
juga ditambahkan dengan suara-suara agar lebih baik lagi.
3.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap komputer ternyata berpengaruh
terhadap intelegensi. Berdasarkan hasil riset tersebut bu Guru bermaksud
memanfaatkan komputer dalam kemampuan memecahkan masalah melalui permainan
puzzle elektronik. Uraikan kelebihan dan kelemahan permainan puzzle elektronik
tersebut dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah di PAUD..!!
Jawab.
Media
games puzzle memiliki kelebihan diantaranya :
ü Dengan adanya games puzzle dapat menarik minat belajar
siswa
ü Dapat membantu memecahkan masalah
ü Dapat mengembangkan keterampilan motorik anak
ü Dapat melatih kesabaran
ü Gambar puzzle tersebut dapat mengatasi keterbatasan
ruang dan waktu, karena tidak semua objek benda dapat dibawa kedalam kelas
ü Dengan adanya media pembelajaran ini, anak dapat
melihat, mengamati dan melakukan percobaan serta dapat menambah wawasan anak.
Adapun
kekurangan dari games puzzle yaitu :
ü Media ini lebih menekankan pada indra penglihatan
ü Gambar kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok
besar
ü Menimbulkan ketagihan
ü Membuat orang menjadi malas
BAB III.
PENUTUP
Materi belajar pedagogik dan materi belajar profesional merupakan
dua komposisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pembelajaran.
kedua materi harus sama-sama dikuasai untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
sebagai seorang pendidik tidak cukup jika hanya memahami tentang materi pedagogik
saja, tanpa memahami materi profesional. Sebab didalam materi pedagogik
terdapat kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik meliputi pengembangan
karakter peserta didik, teori belajar, model-model pembelajaran, media
pembelajaran hingga evaluasi hasil belajar. Sedangkan didalam materi
profesional terdapat kemampuan pendidik dalam menguasai materi pembelajaran
secara luas meliputi bidang pengembangan di PAUD, bermain dan permainan, hingga
penelitian tindakan kelas.
Dalam materi sumber belajar baik materi belajar pedagogik maupun
profesional, secara umum materi sudah dipaparkan dengan jelas dan padat. Akan
tetapi, kurangnya beberapa penjelasan dalam beberapa materi membuat kurangnya
pemahaman dalam memahami isi materi. Sehingga dibutuhkan referensi lain untuk
memudahkan memahami materi tersebut.
Demikianlah laporan ahir pembekalan inidapat tersusun.
Mudah-mudahan laporan ahir pembekalan ini dapat bermanfaat untuk banyak
kalangan. Saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan dan diharapkan
untuk menjadikan laporan ini menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
note : seharusnya pada penutup ada saran dan kritik
dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar