LAPORAN PEMBEKALAN MATERI PESERTA PLPG TAHUN 2017
NAMA :
NUPTK :
Nomor
Peserta PLPG :
Bidang
Studi Sertifikasi : Guru Kelas TK
Sekolah Asal :
TK
I.
LAPORAN
PEMBEKALAN MATERI PERIODE SATU
SUMBER
BELAJAR PEDAGOGIK
A.
Ringkasan materi
1.
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN POTENSI PESERTA DIDIK
Masing-masing anak memiliki karakter yang berbeda dalam tingkatan
usia dan pekembangannya. Macam-macam karakter perkembangan sebagai berikut:
(1) Nilai Agama Dan Moral. Anak mulai belajar moral dari
lingkungannya. Misalnya anak usia 5
tahun sudah mampu belajar berperilaku baik atau sopan apabila diingatkan. Namun
permasalahan yang dapat mengganggu perkembangan anak yakni apabila anak
tersebut suka berbicara kotor, berbohong, mencuri, menghina dan berperilaku
agresif.
(2) Sosial Emosional. Anak mulai belajar berperilaku, yang mana
anak usia taman kanak-kanak seharusnya sudah memiliki satu atau dua sahabat.
Namun perkembangannya akan terganggu apabila terjadi masalah sosial
emosionalnya seperti penakut, pencemas, perasaan bersalah, rasa kecewa
berlebihan, rendah diri dan pemalu.
(3) Kognitif. Anak mulai belajar berpikir. Pada usia 5 tahun sudah
mampu untuk memahami. Permasalahan yang dapat menghambat perkembangan anak pada
bidang ini yakni apabila anak tersebut berpikiran negatif dan suka menyalahkan
orang lain.
(4) Bahasa. Anak mulai belajar mengolah kata. Perbendaharaan kata
yang dimiliki anak usia 5 tahun kira-kira sebanyak 2500 kata. Namun
perkembangannya akan terhambat apabila anak tersebut gagap dan tidak dapat menerima atau menyampaikan bahasa.
(5) Motorik. Anak mulai mampu menggerakkan otot besar (motorik
kasar) dan otot kecilnya (motorik halus). Pada usia 5 tahun anak mampu
mengontrol gerakannya dengan baik. Namun perkembangannya akan terganggu apabila
masalah seperti obesitas atau malnutrisi terjadi pada anak.
(6) Seni. Anak mulai belajar berkreatifitas. Anak usia 5 tahun
mampu menyanyikan lagu dengan sikap yang benar dan menggambar berbagai macam
bentuk.
Pengembangan pendidikan karakter sangat di perlukan untuk menggali
kemampuan anak. Setiap anak memiliki potensi atau kemampuan yang berbeda-beda. Maka
dengan itu guru diharapkan dapat mengembangkan potensi anak melalui pendidikan
berkarakter untuk dapat mengetahui potensi yang dimiliki setiap anak.
2.
TEORI BELAJAR
Teori belajar merupakan teori yang mempelajari perkembangan anak
secara intelektual (mental). Macam-macam teori belajar sebagai berikut:
(1) Behavioristik (tingkah laku). Menurut teori
belajar thorndike, belajar akan
berhasil jika respon anak puas dan senang terhadap suatu rangsangan yang diberikan.
Menurut teori
belajar pavlov, agar anak dapat belajar dengan
baik maka harus diadakan pembiasaan. Sedangkan menurut teori belajar skinner,
dalam belajar harus ada suatu ganjaran atau penguatan. Berdasarkan teori diatas
maka dapat disimpulkan bahwa teori belajar ini mengungkapkan tentang
keyakinannya bahwa pembelajaran terjadi melalui hubungan stimulus (rangsangan)
dan respon. Misalnya guru memberikan stimulus atau rangsangan kemudian anak
yang merespon, baik dengan rasa senang ataupun puas. Belajar tingkah laku tidak
lepas dari pembiasaan yang ditunjukkan dalam berperilaku sehari-hari dan juga
dengan adanya suatu ganjaran dan penguatan sangat penting dalam proses
belajar anak. Ganjaran merupakan respon
yang menyenangkan dan merupakan tingkah laku yang sifatnya subjektif. Sedangkan
penguatan merupakan suatu yang mengakibatkan meningkatnya kemungkinan suatu
respon dan lebih mengarah pada hal yang di amati atau di ukur. Penguatan
terdiri atas penguatan negatif dan positif, tergantung pada respon yang
diberikan anak. Tentunya penguatan itu bertujaun untuk tercapainya tingkat
perkembangan anak.
(2) Kognitif (berpikir). Menurut
teori belajar brunner, bagaimana manusia dapat belajar dan memperoleh
pengetahuan kemudian menyimpan pengetahuan lalu menyampaikan pengetahuan tersebut.
Bagaimana memperoleh dan menyampaikan pengetahuan dan bagaimana memecahkan
masalah secara mandiri. Dalam mempelajari manusia ia beranggapan bahwa manusia
itu sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi. Dalam belajar, informasi
baru merupakan pembaharuan dari informasi yang sebelumnya dimiliki. Brunner
menyabut pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan kognitif sebagai
konseptualisme instrumental. Pandangan ini berpusat pada 2 prinsip yakni,
pengetahuan seseorang tentang alam di dasarkan pada model tentang kenyataan
yang dibangunnya dan model semacam itu awalnya diadopsi dari kebudayaan
seseorang, kemudian model itu diadaptasi pada kegunaan bagi orang yang
bersangkutan.
3.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran merupakan strategi yang dilakukan seorang guru
dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran adalah suatu rancangan yang
disusun sebaik mungkin agar dapat menciptakan suatu lingkungan untuk anak
berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan perilaku atau
perkembangan anak. Ada dua jenis model pembelajaran anak usia dini yakni (a) berpusat
pada anak (misal: bahan, ruang dan waktu dapat digunakan secara bebas oleh
anak. (b) berpusat pada guru (misal: bahan, ruang dan waktu berdasarkan
petunjuk guru. Dalam dunia pendidikan anak usia dini ada beberapa model
pembelajaran sebagai berikut:
(1) Model pembelajaran sudut-sudut kegiatan seperti Sudut keluarga, sudut alam sekitar dan
pengetahuan, sudut pembangunan, sudut kebudayaan, sudut ketuhanan.
(2) Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman seperti anak-anak
dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kegiatan yang
berbeda-beda.
(3) Model pembelajaran area seperti area agama, area balok,
area berhitung, area IPA, area musik, area bahasa, area membaca dan menulis,
area drama, area pasir/air, area seni dan motorik.
(4) Model pembelajaran sentra seperti sentra bahan alam, sentra
balok, sentra seni, sentra bermain peran, sentra persiapan, sentra agama,
sentra musik.
4.
EVALUASI HASIL BELAJAR
Evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk manentukan nilai atau
tindakan dalam pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha
untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang
telah dicapai anak melalui program belajar. Evaluasi merupakan usaha yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
dalam waktu yang telah di tentukan secara berkala dan berkesinambungan.
Sedangkan penilaiannya lebih diutamakan prosesnya dari pada produknya. Penilaian
dilakukan mulai anak datang di sekolah, proses belajar, istirahat sampai anak pulang.
Kemudian hasil dari evaluasi dikomunikasikan dalam bentuk pelaporan
perkembangan anak.
Berikut
macam-macam teknik penilaian: observasi, percakapan, penugasan, unjuk kerja,
hasil karya, catatan anekdot dan portofolio.
Beberapa
prinsip penilaian sebagai berikut:
· Mendidik
· Berpusat pada anak
· Berkesinambungan
· Terencana, bertahap dan terus menerus
· Obyektif
· Akuntabel
· Transparan
· Sistematis
· Menyeluruh
· Bermakna
Adapun aspek yang dapat menjadi perhatian dalam evaluasi sebagai
berikut: aspek pengetahuan dan pemahaman, aspek pemikiran, aspek keterampilan,
aspek sikap dan kebiasaan kerja.
Manfaat dilakukannya evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan anak
yang di capainya selama proses belajar dilakukan dan untuk membantu
meningkatkan program pendidikan.
B.
MATERI
YANG SULIT DIPAHAMI
Materi yang sulit dipahami menurut saya adalah penilaian. Penilaian
merupakan hal yang paling penting dalam proses belajar. Tanpa penilaian seorang
guru tidak akan tahu tentang tingkat pencapaian perkembangan anak. Seorang guru
di tuntut untuk menjadi manusia yang profesional dalam mengerjakan tugasnya
karena berhubungan dengan masa depan bangsa. Jatuh atau bangkitnya suatu negara
guru berperan besar dalam hal itu.
Pada proses penilaian dalam kurikulum 2013 masih memerlukan
penjabaran yang lebih rinci lagi agar
guru tidak bingung dengan sistem penilaian yang ada. dalam 1 kelas ada beberapa
murid dan beberapa format penilaian yang harus diisi sehingga guru diharapkan
lebih teliti lagi dalam memperhatikan
setiap perkembangan anak didiknya satu
persatu.
Jika hasil dari penilaian ditemukan anak belum mancapai kompetensi
yang diharapkan maka guru perlu membuat program kegiatan lebih lanjut yaitu
melakukan kegiatan remidi. Dan apabila ditemukan anak yang mencapai kompetensi
yang lebih maka pendidik perlu membuat program kegiatan lebih lanjut yaitu kegiatan
pengayaan agar seluruh potensi anak berkembang. Dan jika anak memiliki
kebutuhan khusus, maka guru dapat membuat program khusus untuk anak tersebut
dengan berkonsultasi kepada orangtua anak dan tenaga ahli yang relevan.
Dalam hal ini tidak dijelaskan bagaimana remidi, pengayaan atau
program khusus yang akan dibuat sehingga saya merasa kesulitan untuk
memahaminya. Belum lagi dengan instrumennya karna pada situasi yang sekarang
ini kita menggunakan aplikasi pelaporan yang menggunakan angka.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui
kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan
dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik
C.
MATERI
ESENSIAL YANG TIDAK ADA DALAM SUMBER BELAJAR.
Meteri esensial
yang tidak ada dalam sumber belajar menurut saya adalah:
1.
Manfaat penilaian bagi anak, guru dan orangtua
Manfaat penilaian bagi anak:
memelihara pertumbuhan anak untuk lebih sehat dan konsisten, perkembangan anak
menjadi lebih optimal lagi, mendapatkan ransangan sesuai dengan perkembangan
dan minat yang dimiliki anak, mendapatkan dukungan yang lebih sesuai dengan
kebutuhan anak.
Manfaat penilaian bagi guru: guru
dapat mengetahui tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan anak, guru dapat
mengetahui informasi lebih awal tentang hambatan atau gangguan pada anak,
mengetahui kesesuaian stimulasi dalam layanan dengan kebutuhan perkembangan
anak, dapat memberikan dukungan yang tepat pada anak, memiliki data dan
informasi perkembangan anak.
Manfaat penilaian bagi orangtua:
orangtua memperoleh informasi tentang pertumbuhan, perkembangan dan minat anak,
mempermudah orangtua dalam memberikan stimulasi yang sesuai dan berkelanjutan
dirumah, membuat keputusan bersama antara orangtua dan guru dalam memberikan
dukungan pada anak.
2.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum
didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
1. Prinsip relevansi, bahwa kurikulum anak usia dini harus relevan
dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individual. Relevan disini
mempunyai 2 macam pengertian, yaitu : a) Relevansi ke luar : komponen-komponen
kurikulum sesuai dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan anak usia dini,
b) Relevansi ke dalam : konsistensi harus sesuai antar komponen-komponen
kurikulum dan harus saling berhubungan dengan keterpaduan internal terhadap
anak usia dini.
2. Prinsip adaptasi, bahwa kurikulum anak usia dini harus
memperhatikan dan mengadaptasi perubahan ilmu, teknologi dan seni yang
berkembang di masyarakat termasuk juga perubahan sebagai akibat dari dampak
psikososial. Maksudnya disini anak didik di didik untuk tidak ketinggalan zaman
dengan beradaptasi dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan
yang ada.
3. Prinsip kontinuitas, bahwa kurikulum anak usia dini harus disusun
secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan
berikutnya sehingga diharapkan anak siap memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya. Intinya dalam kontinuitas adanya kelanjutan (kesinambungan) sebab
proses belajar anak udia didik berlangsung secara berkelanjutan agar mencapai
tujuan sesuai kurikulum yang diinginkan.
4. Prinsip fleksibilitas,bahwa kurikulum anak usia dini harus
dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secara luwes sesuai dengan keunikan dan
kebutuhan anak serta kondisi dimana pendidikan itu dimana pendidikan itu
berlangsung. Maksudnya yaitu, kurikulum harus berbobot (solid) tetapi pada
pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian dengan anak usia dini.
5. Prinsip kepraktisan dan akseptabilitas, bahwa kurikulum anak usia
dini harus dapat memberikan kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan pada anak usia dini. Biasanya bisa juga
disebut efisien, dengan biaya kegiatan yang murah dapat dilaksanakan dengan
mudah kepada anak usia dini.
6. Prinsip kelayakan, bahwa kurikulum anak usia dini harus menunjukkan
kelayakan dan keberpihakan pada anak usia dini. Jika kurikulum sudah
menunjukkan kelayakan, maka akan mencapai keberhasilan yang tinggi baik dari
segi kuantitas maupun kualitas.
7. Prinsip akuntabilitas, bahwa kurikulum anak usia dini yang
dikembangkan harus dapat di pertanggungjawabkan pada masyarkat sebagai pengguna
jasa pendidikan anak usia dini. Jadi, apa yang sudah dilakukan harus sesuai
dengan tanggung jawab apa yang sudah diberikan entah itu melalui tindakan, kebijakan,
termasuk mempunyai suatu kewajiban untuk melaporkan, menjelaskan dan dapat
dipertanyakan bagi tiap-tiap konsekuensi yang sudah dihasilkan kepada anak usia
dini sehingga tidak menimbulkan kesalahan pemahaman dalam masyarakat.
3.
Penelitian tindakan kelas
Penelitian adalah kegiatan mengamati
suatu objek dengan menggunakan kaiadah metodologi tertentu untuk mendapatkan
data yang bermanfaat bagi peneliti dan oranglain demi kepentingan bersama. Tindakan
adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan
tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau
siklus. Kelas adalah tempat dimana sekelompok siswa belajar bersama dari
seorang guru yang sama dalam periode yang sama.
Berdasarkan pemahaman diatas dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas
dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan
dalam beberapa periode atau siklus.
Berdasarkan pada pengertian di
atas, PTK memiliki karakteristik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian
yang lain. Adapun beberapa karakter tersebut adalah:
a.
PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran perlu
diperbaiki. Sehingga Ia dapat melakukan fungsi dan tugasnya sebagai pengajar
dan pendidik dengan baik dan maksimal.
b.
Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling
esensial. Dan ini sekaligus sebagai pembeda PTK dengan penelitian lainnya yang
menggunakan responden dalam mengumpulkan data, sementara dalam PTK pengumpulan
data dilakukan dengan refleksi diri. (Tahir,2012:80)
c.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam “kelas” sehingga interaksi
antara siswa dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang
dimaksud di sini bukan hanya ruang yang berupa gedung, melainkan “tempat”
berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan murid. (Suyadi,2012:6)
d.
PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus.
PTK dilaksakan secara berkesinambungan di mana setiap siklus mencerminkan
peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan patokan untuk siklus
selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang paling baik.
(Daryanto,2011:6)
e.
PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme guru,
karena PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir Kritis dan sistematis,
membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat. Di mana semua
itu dapat menunjang kemampuan guru dalam pembelajaran. (Daryanto,2011:6)
f.
PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasikan dengan keadaan kelas.
Dengan demikian proses pembelajaran tidak monoton oleh satu model saja.(Tahir,2012:81)
g.
PTK menggunakaan metode kontekstual. Artinya variable- variable yang akan
dipahami selalu berkaitan dengan kondisi kelas itu sendiri. Sehingga data yang
diperoleh hanya berlaku untuk kelas itu saja dan tidak dapat digeneralisasikan
dengan kelas lain. (Tahir,2012:81)
h.
10.Menurut Ibnu (dalam Aqib,2009:16) memaparkan bahwa PTK memiliki
karakteristik dasar yaitu:
- Dalam pelaksanaan
tindakan berdasarkan pada masalah yang dihadapi guru;
- Adanya perpaduan
dalam pelaksanaanya;
- Peneliti sebagai
media yang melakukan refleksi;
- Bertujuan
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional;
- Dalam
pelaksanaannya terbagi beberapa siklus atau periode.
D.
MATERI
YANG TIDAK ESENSIAL TAPI ADA DALAM SUMBER BEJAR
Menurut saya materi yang tidak esensial tapi ada di
dalam sumber belajar itu tidak ada. karna pada dasarnya materi yang ada dalam
sumber belajar secara keseluruhan itu sangatlah esensial bagi calon guru
profesional. Sehingga saya berharap dapat memahami setiap makna yang ada dalam
sumber belajar demi tercapainya suatu tujuan.
note : dari berbagai sumber
note : dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar