Senin, 25 Desember 2017

pendidikan karakter dan potensi peserta didik (pedagogik)



LAPORAN PEMBEKALAN MATERI PESERTA PLPG TAHUN 2017
NAMA                                    :
NUPTK                                   :
Nomor Peserta PLPG             :
Bidang Studi Sertifikasi         : Guru Kelas TK
Sekolah Asal                           : TK
I.              LAPORAN PEMBEKALAN MATERI PERIODE SATU
SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK

A.     Ringkasan materi
1.    PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN POTENSI PESERTA DIDIK
Masing-masing anak memiliki karakter yang berbeda dalam tingkatan usia dan pekembangannya. Macam-macam karakter perkembangan sebagai berikut:
(1) Nilai Agama Dan Moral. Anak mulai belajar moral dari lingkungannya. Misalnya anak usia  5 tahun sudah mampu belajar berperilaku baik atau sopan apabila diingatkan. Namun permasalahan yang dapat mengganggu perkembangan anak yakni apabila anak tersebut suka berbicara kotor, berbohong, mencuri, menghina dan berperilaku agresif.
(2) Sosial Emosional. Anak mulai belajar berperilaku, yang mana anak usia taman kanak-kanak seharusnya sudah memiliki satu atau dua sahabat. Namun perkembangannya akan terganggu apabila terjadi masalah sosial emosionalnya seperti penakut, pencemas, perasaan bersalah, rasa kecewa berlebihan, rendah diri dan pemalu.
(3) Kognitif. Anak mulai belajar berpikir. Pada usia 5 tahun sudah mampu untuk memahami. Permasalahan yang dapat menghambat perkembangan anak pada bidang ini yakni apabila anak tersebut berpikiran negatif dan suka menyalahkan orang lain.
(4) Bahasa. Anak mulai belajar mengolah kata. Perbendaharaan kata yang dimiliki anak usia 5 tahun kira-kira sebanyak 2500 kata. Namun perkembangannya akan terhambat apabila anak tersebut gagap dan  tidak dapat menerima atau menyampaikan bahasa.
(5) Motorik. Anak mulai mampu menggerakkan otot besar (motorik kasar) dan otot kecilnya (motorik halus). Pada usia 5 tahun anak mampu mengontrol gerakannya dengan baik. Namun perkembangannya akan terganggu apabila masalah seperti obesitas atau malnutrisi terjadi pada anak.
(6) Seni. Anak mulai belajar berkreatifitas. Anak usia 5 tahun mampu menyanyikan lagu dengan sikap yang benar dan menggambar berbagai macam bentuk.

Pengembangan pendidikan karakter sangat di perlukan untuk menggali kemampuan anak. Setiap anak memiliki potensi atau kemampuan yang berbeda-beda. Maka dengan itu guru diharapkan dapat mengembangkan potensi anak melalui pendidikan berkarakter untuk dapat mengetahui potensi yang dimiliki setiap anak.

2.    TEORI BELAJAR
Teori belajar merupakan teori yang mempelajari perkembangan anak secara intelektual (mental). Macam-macam teori belajar sebagai berikut:
(1) Behavioristik (tingkah laku). Menurut teori belajar thorndike, belajar akan berhasil jika respon anak puas dan senang terhadap suatu rangsangan yang diberikan. Menurut teori belajar pavlov, agar anak dapat belajar dengan baik maka harus diadakan pembiasaan. Sedangkan menurut teori belajar skinner, dalam belajar harus ada suatu ganjaran atau penguatan. Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa teori belajar ini mengungkapkan tentang keyakinannya bahwa pembelajaran terjadi melalui hubungan stimulus (rangsangan) dan respon. Misalnya guru memberikan stimulus atau rangsangan kemudian anak yang merespon, baik dengan rasa senang ataupun puas. Belajar tingkah laku tidak lepas dari pembiasaan yang ditunjukkan dalam berperilaku sehari-hari dan juga dengan adanya suatu ganjaran dan penguatan sangat penting dalam proses belajar  anak. Ganjaran merupakan respon yang menyenangkan dan merupakan tingkah laku yang sifatnya subjektif. Sedangkan penguatan merupakan suatu yang mengakibatkan meningkatnya kemungkinan suatu respon dan lebih mengarah pada hal yang di amati atau di ukur. Penguatan terdiri atas penguatan negatif dan positif, tergantung pada respon yang diberikan anak. Tentunya penguatan itu bertujaun untuk tercapainya tingkat perkembangan anak.
 (2) Kognitif (berpikir). Menurut teori belajar brunner, bagaimana manusia dapat belajar dan memperoleh pengetahuan kemudian menyimpan pengetahuan lalu menyampaikan pengetahuan tersebut. Bagaimana memperoleh dan menyampaikan pengetahuan dan bagaimana memecahkan masalah secara mandiri. Dalam mempelajari manusia ia beranggapan bahwa manusia itu sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi. Dalam belajar, informasi baru merupakan pembaharuan dari informasi yang sebelumnya dimiliki. Brunner menyabut pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan kognitif sebagai konseptualisme instrumental. Pandangan ini berpusat pada 2 prinsip yakni, pengetahuan seseorang tentang alam di dasarkan pada model tentang kenyataan yang dibangunnya dan model semacam itu awalnya diadopsi dari kebudayaan seseorang, kemudian model itu diadaptasi pada kegunaan bagi orang yang bersangkutan.

3.    MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran merupakan strategi yang dilakukan seorang guru dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran adalah suatu rancangan yang disusun sebaik mungkin agar dapat menciptakan suatu lingkungan untuk anak berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan perilaku atau perkembangan anak. Ada dua jenis model pembelajaran anak usia dini yakni (a) berpusat pada anak (misal: bahan, ruang dan waktu dapat digunakan secara bebas oleh anak. (b) berpusat pada guru (misal: bahan, ruang dan waktu berdasarkan petunjuk guru. Dalam dunia pendidikan anak usia dini ada beberapa model pembelajaran sebagai berikut:
(1) Model pembelajaran sudut-sudut kegiatan seperti  Sudut keluarga, sudut alam sekitar dan pengetahuan, sudut pembangunan, sudut kebudayaan, sudut ketuhanan.
(2) Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman seperti anak-anak dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda.
(3) Model pembelajaran area seperti area agama, area balok, area berhitung, area IPA, area musik, area bahasa, area membaca dan menulis, area drama, area pasir/air, area seni dan motorik.
(4) Model pembelajaran sentra seperti sentra bahan alam, sentra balok, sentra seni, sentra bermain peran, sentra persiapan, sentra agama, sentra musik.

4.    EVALUASI HASIL BELAJAR
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk manentukan nilai atau tindakan dalam pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai anak melalui program belajar. Evaluasi merupakan usaha yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak dalam waktu yang telah di tentukan secara berkala dan berkesinambungan. Sedangkan penilaiannya lebih diutamakan prosesnya dari pada produknya. Penilaian dilakukan mulai anak datang di sekolah, proses belajar, istirahat sampai anak pulang. Kemudian hasil dari evaluasi dikomunikasikan dalam bentuk pelaporan perkembangan anak.
Berikut macam-macam teknik penilaian: observasi, percakapan, penugasan, unjuk kerja, hasil karya, catatan anekdot dan portofolio.
Beberapa prinsip penilaian sebagai berikut:
·      Mendidik
·      Berpusat pada anak
·      Berkesinambungan
·      Terencana, bertahap dan terus menerus
·      Obyektif
·      Akuntabel
·      Transparan
·      Sistematis
·      Menyeluruh
·      Bermakna
Adapun aspek yang dapat menjadi perhatian dalam evaluasi sebagai berikut: aspek pengetahuan dan pemahaman, aspek pemikiran, aspek keterampilan, aspek sikap dan kebiasaan kerja.
Manfaat dilakukannya evaluasi adalah  untuk mengetahui tingkat perkembangan anak yang di capainya selama proses belajar dilakukan dan untuk membantu meningkatkan program pendidikan.

B.        MATERI YANG SULIT DIPAHAMI
Materi yang sulit dipahami menurut saya adalah penilaian. Penilaian merupakan hal yang paling penting dalam proses belajar. Tanpa penilaian seorang guru tidak akan tahu tentang tingkat pencapaian perkembangan anak. Seorang guru di tuntut untuk menjadi manusia yang profesional dalam mengerjakan tugasnya karena berhubungan dengan masa depan bangsa. Jatuh atau bangkitnya suatu negara guru berperan besar dalam hal itu.
Pada proses penilaian dalam kurikulum 2013 masih memerlukan penjabaran yang lebih rinci  lagi agar guru tidak bingung dengan sistem penilaian yang ada. dalam 1 kelas ada beberapa murid dan beberapa format penilaian yang harus diisi sehingga guru diharapkan lebih teliti  lagi dalam memperhatikan setiap perkembangan  anak didiknya satu persatu.
Jika hasil dari penilaian ditemukan anak belum mancapai kompetensi yang diharapkan maka guru perlu membuat program kegiatan lebih lanjut yaitu melakukan kegiatan remidi. Dan apabila ditemukan anak yang mencapai kompetensi yang lebih maka pendidik perlu membuat program kegiatan lebih lanjut yaitu kegiatan pengayaan agar seluruh potensi anak berkembang. Dan jika anak memiliki kebutuhan khusus, maka guru dapat membuat program khusus untuk anak tersebut dengan berkonsultasi kepada orangtua anak dan tenaga ahli yang relevan.
Dalam hal ini tidak dijelaskan bagaimana remidi, pengayaan atau program khusus yang akan dibuat sehingga saya merasa kesulitan untuk memahaminya. Belum lagi dengan instrumennya karna pada situasi yang sekarang ini kita menggunakan aplikasi pelaporan yang menggunakan angka.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik

C.       MATERI ESENSIAL YANG TIDAK ADA DALAM SUMBER BELAJAR.
Meteri esensial yang tidak ada dalam sumber belajar menurut saya adalah:
1.      Manfaat penilaian bagi anak, guru dan orangtua
Manfaat penilaian bagi anak: memelihara pertumbuhan anak untuk lebih sehat dan konsisten, perkembangan anak menjadi lebih optimal lagi, mendapatkan ransangan sesuai dengan perkembangan dan minat yang dimiliki anak, mendapatkan dukungan yang lebih sesuai dengan kebutuhan anak.
Manfaat penilaian bagi guru: guru dapat mengetahui tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan anak, guru dapat mengetahui informasi lebih awal tentang hambatan atau gangguan pada anak, mengetahui kesesuaian stimulasi dalam layanan dengan kebutuhan perkembangan anak, dapat memberikan dukungan yang tepat pada anak, memiliki data dan informasi perkembangan anak.
Manfaat penilaian bagi orangtua: orangtua memperoleh informasi tentang pertumbuhan, perkembangan dan minat anak, mempermudah orangtua dalam memberikan stimulasi yang sesuai dan berkelanjutan dirumah, membuat keputusan bersama antara orangtua dan guru dalam memberikan dukungan pada anak.
2.      Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
1.       Prinsip relevansi, bahwa kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individual. Relevan disini mempunyai 2 macam pengertian, yaitu : a) Relevansi ke luar : komponen-komponen kurikulum sesuai dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan anak usia dini, b) Relevansi ke dalam : konsistensi harus sesuai antar komponen-komponen kurikulum dan harus saling berhubungan dengan keterpaduan internal terhadap anak usia dini
2.       Prinsip adaptasi, bahwa kurikulum anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan ilmu, teknologi dan seni yang berkembang di masyarakat termasuk juga perubahan sebagai akibat dari dampak psikososial. Maksudnya disini anak didik di didik untuk tidak ketinggalan zaman dengan beradaptasi dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan yang ada
3.       Prinsip kontinuitas, bahwa kurikulum anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya sehingga diharapkan anak siap memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Intinya dalam kontinuitas adanya kelanjutan (kesinambungan) sebab proses belajar anak udia didik berlangsung secara berkelanjutan agar mencapai tujuan sesuai kurikulum yang diinginkan
4.       Prinsip fleksibilitas,bahwa kurikulum anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secara luwes sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi dimana pendidikan itu dimana pendidikan itu berlangsung. Maksudnya yaitu, kurikulum harus berbobot (solid) tetapi pada pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian dengan anak usia dini
5.       Prinsip kepraktisan dan akseptabilitas, bahwa kurikulum anak usia dini harus dapat memberikan kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan pada anak usia dini. Biasanya bisa juga disebut efisien, dengan biaya kegiatan yang murah dapat dilaksanakan dengan mudah kepada anak usia dini
6.       Prinsip kelayakan, bahwa kurikulum anak usia dini harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakan pada anak usia dini. Jika kurikulum sudah menunjukkan kelayakan, maka akan mencapai keberhasilan yang tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitas
7.       Prinsip akuntabilitas, bahwa kurikulum anak usia dini yang dikembangkan harus dapat di pertanggungjawabkan pada masyarkat sebagai pengguna jasa pendidikan anak usia dini. Jadi, apa yang sudah dilakukan harus sesuai dengan tanggung jawab apa yang sudah diberikan entah itu melalui tindakan, kebijakan, termasuk mempunyai suatu kewajiban untuk melaporkan, menjelaskan dan dapat dipertanyakan bagi tiap-tiap konsekuensi yang sudah dihasilkan kepada anak usia dini sehingga tidak menimbulkan kesalahan pemahaman dalam masyarakat

3.      Penelitian tindakan kelas
Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek dengan menggunakan kaiadah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang bermanfaat bagi peneliti dan oranglain demi kepentingan bersama. Tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Kelas adalah tempat dimana sekelompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang sama dalam periode yang sama.
Berdasarkan pemahaman diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus.
Berdasarkan pada pengertian di atas, PTK memiliki karakteristik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian yang lain. Adapun beberapa karakter tersebut adalah:
a.                 PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran perlu diperbaiki. Sehingga Ia dapat melakukan fungsi dan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan baik dan maksimal.
b.                 Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling esensial. Dan ini sekaligus sebagai pembeda PTK dengan penelitian lainnya yang menggunakan responden dalam mengumpulkan data, sementara dalam PTK pengumpulan data dilakukan dengan refleksi diri. (Tahir,2012:80)
c.                  Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam “kelas” sehingga interaksi antara siswa dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang dimaksud di sini bukan hanya ruang yang berupa gedung, melainkan “tempat” berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan murid. (Suyadi,2012:6)
d.                 PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan secara berkesinambungan di mana setiap siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang paling baik. (Daryanto,2011:6)
e.                 PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme guru, karena PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir Kritis dan sistematis, membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat. Di mana semua itu dapat menunjang kemampuan guru dalam pembelajaran. (Daryanto,2011:6)
f.                   PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasikan dengan keadaan kelas. Dengan demikian proses pembelajaran tidak monoton oleh satu model saja.(Tahir,2012:81)
g.                 PTK menggunakaan metode kontekstual. Artinya variable- variable yang akan dipahami selalu berkaitan dengan kondisi kelas itu sendiri. Sehingga data yang diperoleh hanya berlaku untuk kelas itu saja dan tidak dapat digeneralisasikan dengan kelas lain. (Tahir,2012:81)
h.                 10.Menurut Ibnu (dalam Aqib,2009:16) memaparkan bahwa PTK memiliki karakteristik dasar yaitu:
- Dalam pelaksanaan tindakan berdasarkan pada masalah yang dihadapi guru;
- Adanya perpaduan dalam pelaksanaanya;
- Peneliti sebagai media yang melakukan refleksi;
- Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional;
- Dalam pelaksanaannya terbagi beberapa siklus atau periode.

D.       MATERI YANG TIDAK ESENSIAL TAPI ADA DALAM SUMBER BEJAR
Menurut  saya materi yang tidak esensial tapi ada di dalam sumber belajar itu tidak ada. karna pada dasarnya materi yang ada dalam sumber belajar secara keseluruhan itu sangatlah esensial bagi calon guru profesional. Sehingga saya berharap dapat memahami setiap makna yang ada dalam sumber belajar demi tercapainya suatu tujuan.



note : dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar